Miliarder AS Tertarik Beli TikTok, Rencana Ubah Sistem Platform

Lenny Septiani
17 Mei 2024, 12:39
TikTok
123rf
TikTok
Button AI Summarize

Seorang miliarder asal Amerika Serikat bernama Frank McCourt menyatakan ingin membeli TikTok. Rencana ini setelah Amerika  mewajibkan ByteDance menjual operasional TikTok di Negeri Paman Sam dalam waktu setahun ke depan. 

Frank McCourt merupakan pendiri Project Liberty dan Ketua Eksekutif McCourt Global. “Frank McCourt hari ini mengumumkan bahwa Project Liberty sedang mengorganisir tawaran untuk mengakuisisi platform media sosial populer TikTok di AS, dengan tujuan menempatkan manusia dan pemberdayaan data sebagai pusat dari platform tersebut,” demikian dikutip dari Project Liberty, Jumat (17/5).

Berdasarkan laporan Forbes, kekayaan McCourt sebesar US$ 1,4 miliar. Dia menjual Dodgers seharga US$ 2 miliar pada 2012 ke Guggenheim Baseball Management. Pada 2016, ia membeli klub sepak bola Prancis Marseille.

Alasan McCourt tertarik membeli TikTok untuk mengubah bisnis dasar TikTok menjadi model sumber terbuka yang memungkinkan pengguna dan kreator memiliki kontrol lebih besar atas data mereka.

"Kita dapat, dan harus, berbuat lebih banyak untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, keluarga, demokrasi, dan masyarakat kita,” kata McCourt.

Ia mengatakan, melihat potensi akuisisi ini sebagai peluang luar biasa untuk mengkatalisis alternatif terhadap model teknologi saat ini yang telah menjajah internet.

McCourt mengatakan dia mengumpulkan sekelompok spesialis, termasuk bank investasi Guggenheim Securities, firma hukum Kirkland & Ellis, para ahli teknologi, akademisi, dan orang tua, untuk berkonsultasi dalam membeli aplikasi media sosial yang sedang naik daun tersebut.

“Dengan menyatukan akademisi, ahli teknologi, ilmuwan perilaku, psikolog, dan pakar ekonomi terkemuka bersama dengan mitra komunitas, orang tua, dan warga negara, kami yakin kami dapat melestarikan dan meningkatkan pengalaman TikTok dengan memberikan nilai dan kendali yang layak mereka dapatkan kepada individu dan pencipta platform,” kata McCourt.

Pengumuman tersebut tidak memberikan rincian tentang berapa banyak uang yang telah dikumpulkan atau apakah grup ini sudah melakukan pembicaraan dengan TikTok.

Pengumuman ini menyusul keputusan anggota parlemen AS bulan lalu, yang akan memblokir TikTok yang dimiliki oleh ByteDance asal Cina. Bytedance diberi Waktu dalam setahun untuk menjual platform tersebut.

Perusahaan induk TikTok, ByteDance, menggugat pemerintah federal atas larangan tersebut minggu lalu. TikTok telah mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menjual platform tersebut.

Sebelum McCourt, mantan CEO Google Eric Schmidt sempat berminat untuk membeli TikTok, tetapi kemudian membatalkannya.

Pakar keamanan siber di Institut Teknologi Georgia di Atlanta Milton Mueller menilai, penjualan operasional TikTok di Amerika secara teori mungkin terjadi, tetapi menjadi rumit.

"Pemerintah Cina mungkin tidak mengizinkannya, dan tidak jelas apa keuntungannya, atau bahkan apa artinya, menjual 'bagian' dari layanan media sosial yang saling terhubung secara global," kata Mueller DW.com, Kamis (25/4).

Menurut dia, pada akhirnya, UU tersebut bukan soal perbaikan bisnis atau bahkan keamanan nasional. “Ini adalah pion dalam persaingan kekuatan Amerika - Cina yang lebih luas, dan juga dieksploitasi untuk alasan simbolis,” katanya.

Sementara pada awal bulan ini, TikTok mengajukan gugatan hukum terhadap undang-undang Amerika Serikat yang potensi memblokir aplikasi video tersebut. Dalam gugatannya, TikTok menyebut undang-undang tersebut sebagai gangguan luar biasa terhadap hak-hak kebebasan berbicara perusahaan dan 170 juta penggunanya di AS.

TikTok menyebut pemerintah Amerika hanya mengajukan kekhawatiran spekulatif atas keamanan nasional dan meminta pengadilan untuk menghentikannya.

Presiden Joe Biden menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang bulan lalu. TikTok bisa beroperasi di Amerika dengan syarat perusahaan induknya ByteDance menjual aplikasi tersebut.

Dalam UU tersebut, toko aplikasi seperti App Store dan Play Store dilarang menawarkan TikTok di AS mulai Januari 2025. Selain itu, Presiden Biden dapat memperpanjang tenggat waktu tersebut selama 90 hari, jika pembicaraan mengalami kemajuan.

“(Menjual TikTok) tidak mungkin dilakukan: tidak secara komersial, tidak secara teknologi, dan tidak secara hukum. Dan tentu saja tidak dalam jangka waktu 270 hari yang disyaratkan oleh Undang-Undang,” kata TikTok dalam gugatan, dikutip dari BBC Internasional, Rabu (8/5).

Selain itu, TikTok mengatakan mereka telah menghabiskan lebih dari US$ 2 miliar dalam upaya untuk mengatasi kekhawatiran AS, dengan menciptakan perlindungan data di AS.

Hal ini terjadi setelah perdebatan selama bertahun-tahun di Washington, yang mengklaim bahwa TikTok yang dimiliki ByteDance yang berasal dari Cina, meningkatkan risiko bahwa data pengguna AS dapat jatuh ke tangan pemerintah Cina atau digunakan untuk propaganda.

TikTok pun dengan tegas menyatakan perusahaan tidak bergantung pada pemerintah. Sedangkan ByteDance mengatakan tidak memiliki rencana untuk menjual bisnisnya.

Reporter: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...