Kominfo Protes Kecepatan Internet RI Disebut Kalah dari Thailand
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tidak setuju bahwa kecepatan internet Indonesia kalah dari negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Kecepatan internet Indonesia menurut Speedtest Global Index Ookla per Agustus 2023 sebesar 24,01 Mbps untuk mobile dan 26,12 Mbps untuk fixed broadband. Angka tersebut jauh dibandingkan Brunei dengan kecepatan 120 Mbps untuk mobile dan Singapura 247,29 Mbps untuk fixed broadband.
Berdasarkan laporan Speedtest Global Index Ookla, berikut kecepatan mobile internet di Asia Tenggara:
Brunei 120,84 Mbps (peringkat 7)
Singapura 77,94 Mbps (peringkat 20)
Malaysia 49,42 Mbps (peringkat 43)
Vietnam 48,29 Mbps (peringkat 45)
Thailand 40,64 Mbps (peringkat 58)
Laos 29,57 Mbps (peringkat 78)
Filipina 25,88 Mbps (peringkat 89)
Indonesia 24,01 Mbps (peringkat 96)
Kamboja 23,74 Mbps (peringkat 98)
Myanmar 23,31 Mbps (peringkat 100)
Sementara itu, kecepatan internet fixed broadband di Asia Tenggara sebagai berikut:
Singapura 247,29 Mbps (peringkat 1)
Thailand 206,6 Mbps (peringkat 6)
Malaysia 95,69 Mbps (peringkat 39)
Vietnam 93,44 Mbps (peringkat 44)
Filipina 92,84 Mbps (peringkat 47)
Brunei 50,6 Mbps (peringkat 89)
Laos 33,06 Mbps (peringkat 111)
Indonesia 26,12 Mbps (peringkat 122)
Kamboja 22,72 Mbps (peringkat 127)
Myanmar 19,6 Mbps (peringkat 134)
Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI Kominfo Denny Setiawan mengatakan perbandingan kecepatan internet tersebut tidak sesuai, sebab ada perbedaan jumlah penduduk yang signifikan antara Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
“Karena yang dipakai adalah angka rata-rata atau median,” kata Denny dalam acara Selular Business Forum 2023: Sustainability Operator Telekomunikasi Kunci Tangguhnya Ekosistem Digital Indonesia, di Jakarta, Senin (2/10).
Menurutnya hal itu tidak adil atau tidak sebanding jika Indonesia disandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Indonesia seharusnya dibandingkan dengan India dan Cina yang memiliki jumlah penduduk yang banyak. “Harus apple to apple,” ujar dia.
Ketua Umum APJII Muhammad Arif juga mengatakan, Indonesia dalam lingkup ASEAN masih tertinggal dari beberapa negara. Namun, berdasarkan jumlah penduduk tidak dapat dibandingkan dengan negara tetangga.
Menurutnya, jika membandingkan dengan Singapura dan Jakarta, maka Indonesia dapat bersaing. "Saya berani jamin kita bersaing, saya yakin bisa 150 Mbps mungkin user-nya ya, kualitasnya. Tapi kalau kita bandingkan seluruh Indonesia, ya jelas (lambat)," kata Arif.
Arief mengatakan Indonesia seharusnya saat ini fokus kepada pemerataan akses internet daripada sekadar membandingkan kecepatan internet dengan negara lain. "Tidak perlu membicarakan kualitas jika internet saja belum merata. Kalau akses internet belum merata, apa yang mau ditingkatkan?” kata Arief.