ChatGPT Dituntut Media Online, Komedian, Penulis karena Hak Cipta
ChatGPT dituntut oleh The New York Times, komedian, dan sepasang penulis non-fiksi di Amerika Serikat. Chatbot berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) ini dinilai mencuri karya.
Dalam gugatan kelompok alias class action ke pengadilan, penulis non-fiksi Nicholas Basbanes dan Nicholas Gage mengatakan bahwa pembuat ChatGPT yakni OpenAI melanggar hak cipta dengan memasukkan beberapa buku mereka sebagai bagian dari data yang digunakan untuk melatih model bahasa besar GPT milik OpenAI.
Basbanes dan Gage merupakan mantan jurnalis.
Pengacara Basbanes dan Gage yakni Michael Richter menilai OpenAI keterlaluan, karena menggunakan karya penulis untuk mendukung industri baru bernilai miliaran dolar, namun tidak memberikan kompensasi apapun.
Microsoft dan OpenAI belum berkomentar mengenai gugatan baru tersebut.
ChatGPT juga digugat oleh komedian Sarah Silverman dan penulis ‘Game of Thrones’ George R.R. Martin pada Jumat (5/1). Alasannya sama, yakni dugaan penggunaan karya untuk melatih program-program AI.
The New York Times menjadi media besar Amerika pertama yang menggugat perusahaan pencipta ChatGPT dan platform AI populer lainnya.
“Para tergugat harus bertanggung jawab atas miliaran dolar dalam bentuk kerugian menurut hukum dan kerugian aktual, yang terkait dengan penyalinan dan penggunaan karya-karya The New York Times yang berharga dan unik secara tidak sah,” demikian isi gugatan tersebut, bulan lalu (27/12).
The New York Times juga meminta para perusahaan tergugat menghancurkan semua model chatbot dan data pelatihan yang menggunakan materi berhak cipta dari perusahaan mereka.
Sementara itu, OpenAI dan Apple dikabarkan bersedia membayar perusahaan media untuk mendapat lisensi artikel berita yang akan digunakan teknologi AI.
Berdasarkan laporan The Information, OpenAI menawarkan US$ 1 juta – US$ 5 juta atau sekitar Rp 15,5 miliar – Rp 77,6 miliar per tahun kepada beberapa perusahaan media untuk melisensikan artikel berita.
Artikel berita itu akan digunakan dalam pelatihan model bahasa.
“Namun jumlah yang ditawarkan OpenAI dinilai sangat kecil,” kata dua orang eksekutif yang baru-baru ini bernegosiasi dengan OpenAI dikutip dari The Information.
Apple memang sedang mengembangkan AI dan mendekati para perusahaan media untuk menggunakan konten. Saat ini, Apple memang berambisi mengejar OpenAI dan Google dalam mengembangkan AI.
“Apple menawarkan lebih banyak uang tetapi juga menginginkan hak untuk menggunakan konten secara lebih luas daripada apa yang diinginkan oleh OpenAI,” kata sumber The Information, Kamis (4/1).
“Apple ingin dapat menggunakan konten untuk produk AI di masa depan dengan cara apapun yang dianggap perlu oleh perusahaan,” sumber menambahkan.