RI Andalkan Golden Visa untuk Kejar Malaysia dalam Investasi Teknologi

Amelia Yesidora
14 Agustus 2024, 21:22
golden visa, malaysia, teknologi
ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/rwa.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat acara peluncuran Golden Visa di Jakarta, Kamis (25/7/2024).
Button AI Summarize

Kepala Badan Ekonomi dan Financial Technology Kadin Indonesia, Pandu Sjahrir, menyebut golden visa berpotensi kerek investasi teknologi Tanah Air. Hal ini menurutnya penting guna menggaet raksasa teknologi investasi di Indonesia.

“Sekarang ada program golden visa. Ayo kita pakai itu. Saya rasa sih ini soal timing dari sisi dunia usaha, tentu bakal berlomba berinvestasi ke teknologi,” kata Pandu di Kantor AC Ventures, Jakarta, Rabu (14/8).

Menurutnya, Indonesia tetap harus mencontoh Malaysia dalam penyerapan teknologi pusat data. Pasalnya, jumlah penduduk Malaysia lebih sedikit dari Indonesia sehingga potensi data center di Indonesia lebih tinggi.

Beberapa aspek yang menurutnya perlu dicontoh adalah dari sisi fiskal dan penyerapan tenaga kerja. Malaysia bisa unggul karena sudah lama berkecimpung di bisnis semikonduktor dan GDP per kapita mereka lebih tinggi.

“Nah, golden visa bisa kita pakai untuk menyerap sumber daya manusia yang bagus-bagus." kata keponakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan itu.

Malaysia sendiri kebanjiran investasi dari Google, Apple, dan Microsoft tahun ini. Total investasi Google dan Microsoft mencapai Rp 67,8 triliun.

 Google berinvestasi US$ 2 miliar atau Rp 32,4 triliun (kurs Rp 16.255 per US$) di Malaysia. Dana ini akan digunakan untuk membangun pusat data alias data center dan hub cloud pertama di negara itu.

“Investasi ini dibangun berdasarkan kemitraan kami dengan Pemerintah Malaysia untuk memajukan ‘Cloud First Policy’, termasuk standar keamanan siber terbaik,” kata President, CFO, dan CIO di Alphabet dan Google Ruth Porat dalam pernyataan pers, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (30/5).

Porat menjelaskan, investasi tersebut akan menjadi yang terbesar yang pernah dilakukan Google di Malaysia selama 13 tahun beroperasi.

Sedangkan Microsoft mengumumkan investasi di Malaysia US$ 2,2 miliar atau Rp 35,4 triliun (kurs Rp 16.091 per US$) pada awal Mei (3/5). Nilainya menjadi yang terbesar dalam 32 tahun kehadiran perusahaan di negara tetangga RI.

Sebagai perbandingan, di Indonesia, Microsoft berinvestasi US$ 1,7 miliar atau Rp 27,6 triliun. Tadinya Indonesia menjadi negara tujuan investasi terbesar Microsoft sepanjang 29 tahun.

Malaysia juga sudah menargetkan pembangunan pusat data alias data center total 1.600 MW dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Jumlahnya 5,3 kali lipat dibandingkan Indonesia yang diperkirakan 300 MW saat ini dan 1.000 MW dalam empat tahun berikutnya.

“Malaysia melakukan signing agreement membangun satu data center 256 MW. Saya kaget karena Indonesia, secara satu negara, yang available sekarang mungkin 200 atau 300 MW,'' kata Pandu Sjahrir dalam acara Katadata SAFE 2024, Kamis (8/8).

 Ia prihatin dengan masifnya pembangunan data center di Malaysia ketimbang Indonesia yang diperkirakan hanya 1.000 MW dalam empat tahun ke depan. Padahal pusat data sangat krusial dalam perlombaan global untuk memajukan teknologi AI.

 "Bisa dibilang AI ini, menurut saya akan lebih penting ketimbang internet itu sendiri,” kata Pandu. 

Reporter: Amelia Yesidora

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...