Komdigi Janjikan Internet Cepat 100 Mbps Hanya Rp 100 Ribu

Ringkasan
- Harga minyak dunia naik 4% setelah Presiden AS Donald Trump menunda kebijakan tarif impor. Kenaikan harga minyak acuan Brent dan West Texas Intermediate (WTI) masing-masing sebesar US$ 2,66 dan US$ 2,77 per barel.
- Perang dagang AS-Cina memicu kekhawatiran resesi global dan menekan harga minyak. Meskipun permintaan minyak belum terpengaruh, kekhawatiran pelemahan permintaan di masa mendatang membutuhkan harga minyak yang lebih rendah.
- OPEC+ meningkatkan produksi minyak di tengah perang dagang dan kenaikan persediaan minyak mentah AS. Keputusan ini berpotensi mendorong pasar ke kondisi surplus dan membatasi kenaikan harga minyak.

Komdigi atau Kementerian Komunikasi dan Digital akan menggelar lelang frekuensi 1,4 Ghz. Langkah ini diharapkan mendorong operator seluler menyediakan paket internet Rp 100 ribu – Rp 150 ribu dengan kecepatan 100 Mbps.
Lelang 1,4 Ghz ditargetkan pada awal 2025. Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto menyampaikan lelang spektrum 1,4 Ghz akan digelar setelah teknis seleksi selesai dan peraturan terbit.
“Lelang 1,4 Ghz sedang menunggu penetapan Peraturan Menteri tentang seleksi dan Rancangan Keputusan Menteri atau RKM untuk standardisasi perangkat broadband wireless access,” kata Wayan di kantornya, Jakarta, Kamis (20/3).
Broadband Wireless Access atau BWA adalah teknologi yang menyediakan akses internet berkecepatan tinggi melalui media nirkabel. BWA dapat digunakan di rumah, bisnis, kafe internet, dan tempat lainnya.
Frekuensi yang akan dilelang yakni spektrum 1,4 Ghz dengan lebar 80 Mhz.
Koordinator Kebijakan Penyelenggaraan infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Benny Elian menjelaskan pengadaan lelang frekuensi bertujuan meningkatkan penetrasi fixed broadband, baik dalam bentuk kabel serat optik maupun modem.
“Jadi, fixed broadband bukan hanya fiber optik, tetapi juga dengan memakai modem di rumah,” kata Benny dalam acara diskusi Morning Tech, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/3).
Ekspansi jaringan optik itu menargetkan hingga 100 titik di sekitar perumahan, dengan cakupan sekitar 200 meter dari Optical Distribution Box (ODB). “Diawali untuk menggapai yang berada sekitar fiber optik, yang tidak bisa terjangkau oleh router,” kata Benny.
Dalam implementasinya, lelang frekuensi 1.4 Ghz menggunakan teknologi Advanced Mobile Telecommunications atau AMT yang telah diterapkan sejak 2022. Teknologi ini serupa dengan yang digunakan oleh penyelenggara layanan seluler dan diharapkan dapat mempercepat perluasan akses internet di Indonesia.
Ia mengatakan Komdigi juga tengah mempertimbangkan berbagai aspek dalam menentukan skema lelang, termasuk faktor harga dasar dan mekanisme penawaran.
Selain itu, penjaringan minat terhadap penyelenggara tengah dilakukan. “Lebih dari 10 dari penyelenggara, dan setidaknya tujuh penyelenggara sekarang sudah menyatakan berminat,” katanya.
Kendati demikian, Denny tak menyebut siapa saja penyelenggara yang berminat. “Tapi yang pasti beberapa dari seluler itu ada,” Benny menambahkan.