Karyawan Google hingga Microsoft Dukung Harris Jadi Presiden AS Ketimbang Trump

Desy Setyowati
10 September 2024, 08:05
Donald Trump, Kamala Harris, google, microsoft,
ANTARA/Anadolu/PY
Donald Trump dan Kamala Harris
Button AI Summarize

Karyawan di perusahaan raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft mendukung Kamala Harris ketimbang Donald Trump dalam Pemilihan Presiden alias Pilpres Amerika Serikat, menurut data donasi.

Pekerja di induk Google, Alphabet, Amazon, dan Microsoft menyumbangkan jutaan dolar untuk kampanye kandidat presiden Amerika dari Partai Demokrat Kamala Harris. Jumlahnya lebih banyak ketimbang ke kandidat dari Partai Republik Donald Trump, menurut data yang dikumpulkan oleh pengawas politik OpenSecrets.

Data tersebut mencakup sumbangan yang diberikan oleh karyawan perusahaan, pemilik, dan anggota keluarga dekat pekerja dan pemilik.

Akan tetapi, miliarder atau pemilik perusahaan teknologi memberikan dukungan kepada Donald Trump. Sejumlah pemimpin perusahaan teknologi merasa geram dengan kebijakan bisnis Presiden Amerika dari Partai Demokrat Joe Biden, termasuk tekanan atas merger dan akuisisi serta tindakan keras terhadap privasi data.

Perusahaan tidak dapat secara langsung menyumbang untuk kampanye federal, termasuk kampanye presidensial, menurut undang-undang pendanaan kampanye.

Perusahaan sering menyumbang untuk kampanye tingkat kongres dan negara bagian melalui komite aksi politik, yang didanai oleh sumbangan karyawan dan dibatasi pada jumlah yang dapat diterima kandidat.

"Banyak bisnis melayani pelanggan dari kedua sisi politik, dan mereka tidak ingin mengasingkan pelanggan dengan memberikan sumbangan yang hanya mendukung satu partai atau satu kandidat dalam persaingan partisan," kata Direktur Penelitian di lembaga nirlaba reformasi pendanaan kampanye Issue One, Michael Beckel dikutip dari Reuters, Selasa (10/9).

Sementara itu, perusahaan dilarang mengirim uang langsung ke kandidat presiden. Karyawan diperbolehkan,

Karyawan di Alphabet dan anak usahanya, termasuk Google, serta anggota keluarga mereka telah menyumbangkan US$ 2,16 juta untuk kampanye Harris. Jumlahnya hampir 40 kali lipat dibandingkan yang diterima oleh Trump, menurut OpenSecrets.

Pekerja dan anggota keluarga Amazon dan Microsoft masing-masing menyumbang US$ 1 juta dan US$ 1,1 juta untuk Harris. Kampanye Trump berhasil mengumpulkan US$ 116 ribu dari pekerja Amazon dan US$ 88 ribu dari pekerja Microsoft, serta anggota keluarga mereka.

Karyawan di Amazon, yang juga merupakan peritel terkemuka Amerika dan pemberi kerja terbesar kedua di negara tersebut, melampaui sumbangan dari pekerja e-commerce dan ritel fisik lainnya.

Pekerja Walmart menyumbangkan total US$ 275 ribu kepada Harris dan Trump, dengan kedua kandidat presiden menerima jumlah dana yang hampir sama. Kampanye Trump menerima US$ 144 ribu dari pekerja Walmart, sekitar US$ 14 ribu lebih banyak dari Harris.

Sumbangan kampanye sebagian besar berasal dari karyawan perusahaan yang memiliki pendapatan lebih banyak daripada pekerja gudang atau kasir pada umumnya, kata Sarah Bryner, direktur penelitian dan strategi untuk OpenSecrets.

Bryner mengatakan, karyawan perusahaan Amazon dan perusahaan teknologi lainnya seringkali menghasilkan lebih banyak uang daripada karyawan Walmart, sehingga memberi mereka lebih banyak keleluasaan untuk berkontribusi pada kampanye politik.

Karyawan perusahaan Amazon rata-rata memperoleh gaji lebih besar daripada pegawai Walmart, yang sering kali berkantor pusat di Bentonville, Arkansas. Karyawan perusahaan Amazon di AS memperoleh gaji rata-rata US$ 133 ribu per tahun dan Walmart US$ 85 ribu, menurut data dari pasar kerja ZipRecruiter.

Pekerja dan anggota keluarga di Meta dan Apple belum mencapai US$ 1 juta dalam donasi untuk Harris, tetapi mereka melanjutkan tren melampaui sumbangan untuk Trump.

Karyawan Meta menyumbangkan US$ 25 ribu untuk Trump dan Harris US$ 835 ribu. Pegawai Apple menyumbangkan US$ 44 ribu untuk Trump dan Harris US$ 861 ribu.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...