Gen Z Cari Informasi di TikTok dan ChatGPT, Istilah Googling Mulai Menghilang

Desy Setyowati
13 September 2024, 08:20
tiktok, google, gen Z
Pexels
Ilustrasi gen Z
Button AI Summarize

Kata Googling populer sejak 2002 sebagai kata kerja untuk mencari informasi apapun di Google. Istilah ini mulai menghilang, terutama di kalangan gen Z yang mencari informasi di TikTok hingga ChatGPT.

Salah satu pendiri Google Larry Page pertama kali menciptakan kata kerja Googling dua bulan sebelum perusahaan didirikan pada September 1998. Saat itu, ia memberi tahu teman-temannya tentang perusahaan itu melalui email dan mengakhirinya dengan kalimat ‘have fun and keep googling!"

Istilah Googling pun pertama kali muncul dalam Oxford English Dictionary pada Juni 2006. Sejak saat itu, neologisme ini menjadi sinonim atas kata kerja pencarian informasi di mesin pencarian atau search engine.

Akan tetapi, remaja masa kini jarang menggunakan Googling sebagai kata kerja, menurut Bernstein Research. Ini menjadi pertanda bahwa gen Z dan generasi di bawahnya mengubah cara berinteraksi dengan internet secara mendasar.

"Audiens yang lebih muda menggunakan kata ‘searching’, bukan 'Googling'," kata analis Bernstein Mark Shmulik dan rekan-rekannya dalam catatan yang diterbitkan pada pekan lalu (6/9), dikutip dari Fortune.

"Mereka semakin sering membuka media sosial seperti TikTok untuk mendapatkan rekomendasi restoran, langsung ke platform e-commerce seperti Amazon untuk mencari informasi kebutuhan sehari-hari, dan memakai AI Generatif seperti ChatGPT untuk menyelesaikan pekerjaan rumah atau PR," Shmulik menambahkan.

Hal itu berdasarkan survei Forbes Advisor dan Talker Research terhadap 2.000 warga Amerika pada April 2024. Sebanyak 45% Gen Z cenderung menggunakan istilah ‘social searching’ di platform seperti TikTok dan Instagram daripada Google.

Selain itu, 35% milenial, 20% Gen X, dan kurang dari 10% Boomer mencari informasi di TikTok hingga Instagram.

Bahkan saat Gen Z bertambah tua, mereka semakin mengandalkan media sosial sebagai mesin pencari utama informasi. “Gen Z tumbuh di era internet yang relatif matang,” kata Shmulik dalam catatan tersebut.

“Sudah menjadi sifat alami bagi para pengguna ini untuk langsung mengakses sumber,” Shmulik menambahkan.

Bagi generasi muda, platform media sosial telah menjadi cara untuk mencari tahu apa yang akan dibeli, rekomendasi tempat makan, dan cara menghabiskan waktu.

Sekitar 40% Gen Z mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial sebagai mesin pencarian utama untuk merek, produk, dan layanan pada 2016. Hampir 52% mengatakan hal yang sama pada 2023, menurut data dari GWI Core.

TikTok dan Instagram menyadari hal itu, sehingga mengubah algoritme terkait pencarian menjadi lebih dipersonalisasi, termasuk untuk iklan. Pendapatan iklan di Amerika mencapai US$ 11 miliar hanya dari kelompok anak di bawah umur pada 2023.

Yang lebih menggiurkan lagi, daya beli Gen Z diprediksi melonjak menjadi US$ 12 triliun pada 2023, menurut laporan Spend Z dari NielsonIQ.

Gen Alpha, generasi anak-anak yang gemar menggunakan iPad, mengikuti jejak Gen Z. Generasi baru ini menghabiskan lebih dari dua jam seminggu untuk berbelanja online.

Di saat platform media sosial mulai diandalkan oleh Gen Z dan Gen Alpha, Google punya masalah lain yang harus dihadapi.

“Sekitar 40% anak muda, saat mencari tempat makan siang, tidak membuka Google Maps atau Search,” kata Wakil Presiden Senior Google Prabhakar Raghavan dalam konferensi Brainstorm Tech 2022 milik Fortune, merujuk pada data internal perusahaan. “Mereka membuka TikTok atau Instagram.”

Meski begitu, Google menghadapi gugatan antimonopoli baru-baru ini. Hakim federal Amerika memutuskan raksasa teknologi ini memonopoli pasar pencarian.

Perusahaan induk Google, Alphabet, membayar US$ 26 miliar untuk menjadi mesin pencari default di ponsel pintar dan peramban web, yang secara efektif mencegah mesin pencari pesaing untuk berhasil di pasar.

Terkait Gen Z, Google membuat perubahan. "Perjalanan dimulai dalam bentuk yang berbeda dari sebelumnya yakni gambar visual," kata Raghavan.

Google pun berinvestasi dalam teknologi untuk mengatasi tantangan tersebut. Salah satunya, kacamata augmented reality atau AR yang dilengkapi dengan fitur multi pencarian yang memungkinkan pengguna menggunakan gambar dan teks untuk mencari informasi, serta fitur ‘dekat saya’ untuk menemukan produk, toko, dan layanan di sekitar pengguna.

Perusahaan sedang menguji fitur Ask Photos yang menggunakan model AI Gemini untuk menjawab pertanyaan tentang informasi lewat foto, seperti restoran tempat mereka makan atau terakhir kali mereka mengunjungi lokasi tertentu.

"Kami harus memunculkan harapan yang sama sekali baru dan itu membutuhkan landasan teknologi yang sama sekali baru," kata Raghavan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...