Setahun Komdigi, Operator Seluler Soroti Tren Aplikasi dan Beban Internet

Kamila Meilina
21 Oktober 2025, 15:00
komdigi,
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Spt.
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid (tengah) didampingi Wakil Menteri Nezar Patria (kiri) dan Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Alexander Sabar (kanan) memberikan keterangan dalam acara Ngopi Bareng membahas topik terkini di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Komdigi atau Kementerian Komunikasi dan Digital resmi setahun bekerja sejak perubahan nama dari sebelumnya Kominfo alias Kementerian Komunikasi dan Informatika. Industri telekomunikasi masih mencari solusi terkait tren aplikasi dengan beban internet, khususnya kapasitas maksimum transfer data melalui suatu jaringan komunikasi alias bandwidth.

Aplikasi video streaming seperti Netflix hingga media sosial seperti TikTok membutuhkan transfer data yang besar, karena video definisi tinggi alias HD. Platform berbagi tumpangan alias ride hailing seperti Gojek dan Grab juga membutuhkan bandwidth yang besar, meski tidak sebesar Netflix maupun TikTok yang berbasis video HD.

Permintaan data yang melonjak memang bisa menaikkan pendapatan dari paket data. Akan tetapi, operator seluler juga perlu meningkatkan kapasitas jaringan guna memenuhi kebutuhan tersebut.

Hal itu membuat biaya infrastruktur berpotensi naik. Di satu sisi, model pendapatan lama seperti SMS dan telepon, tergerus. Tanpa model bisnis baru, margin perusahaan bisa menyusut.

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia alias Mastel Sarwoto Atmosutarno mengatakan, industri masih mencari bentuk hubungan ideal dengan ekosistem digital seperti Netflix, Spotify, TikTok hingga Gojek.

Saat ini, langkah yang ditempuh yakni konsolidasi besar-besaran misalnya, Indosat dan Hutchison bergabung menjadi Indosat Ooredoo Hutchison. Begitu juga XL Axiata dan Smartfren menjadi XLSmart.

Namun, menurut Sarwoto, konsolidasi itu belum sepenuhnya menghasilkan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan jangka pendek. “Pangsa pasar tumbuh, tetapi pendapatan stagnan. Profit all infra IP business cenderung flat,” ujar Sarwoto kepada Katadata.co.id, Selasa (21/10). 

Tantangan lainnya yakni persaingan yang ketat, karena ada 1.200 lebih pemain di bidang penyelenggara jasa internet. Selain itu, program pelayanan universal yang dikelola oleh BLU Bakti Komdigi masih terkendala masalah anggaran.

Persoalan lainnya yaitu kecepatan internet mobile broadband masih di kisaran 45 Megabits per second atau Mbps dan fixed broadband 39,8 Mbps, menurut data Speedtest Global Index. Indonesia berada di posisi sembilan dan 10 dari 12 negara ASEAN untuk kedua kategori ini.

Fixed broadband adalah sambungan internet berkecepatan tinggi menggeunakan kabel dan/atau radio di lokasi tetap seperti rumah atau kantor. Sedangkan mobile broadband menggunakan perangkat bergerak seperti smartphone.

Hal lain yang ia soroti mengenai kinerja Komdigi yakni Indonesia masih menjadi pasar bagi pemain asing terkait platform AI. “Indonesia punya peluang besar di pasar AI dan keamanan siber, sambil menunggu selesainya regulasi tentang AI dan RUU Keamanan dan Ketahanan Siber,” kata Sarwoto.

Terkait arah kebijakan Komdigi, Sarwoto menilai regulasi di sektor telematika nasional belum sepenuhnya mengikuti dinamika industri global. 

“Dinamika sektor telematika sangat cepat. Telko di seluruh dunia sedang bertransformasi dalam ranah konvergensi antara fixed dan mobile, juga layanan B2B dan GovTech. Tapi laporan ITU ICT Regulatory Tracer 2025 menunjukkan generasi regulasi kita stagnan terhadap perubahan inovasi lima tahun terakhir,” ujarnya.

Ia menyoroti UU Telekomunikasi Nomor 36 Tahun 1999 yang sudah berusia lebih dari 14 tahun dan belum mampu mengakomodasi model bisnis digital yang konvergen. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...