Literasi Digital Bekal Menangkal Hoaks

Sahistya Dhanesworo
Oleh Sahistya Dhanesworo - Tim Riset dan Publikasi
14 April 2022, 14:23
Literasi digital salah satunya mengedepankan kemampuan untuk verifikasi informasi.
kominfo

Batasan antara dunia digital dan luring semakin tipis. Hampir semua aspek kehidupan manusia kini melibatkan teknologi. Pandemi Covid-19 turut mengakselerasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Namun, inovasi dan peningkatan penggunaan teknologi belum linier dengan peningkatan literasi digital masyarakat. Hal ini sebetulnya tak hanya berbicara tentang kemampuan dalam menggunakan perangkat teknologi informasi, tetapi juga bagaimana individu bersikap di ruang digital. 

“Literasi digital mampu mengatasi masalah yang timbul karena tidak memahami apa itu ruang digital dan bagaimana beraktivitas di ruang ini,” kata Dirjen Aptika Kominfo Semuel A. Pangerapan dalam salah satu sesi Siberkreasi Hangout Online, Sabtu (16/01/2021).

Literasi digital salah satunya mengedepankan kemampuan untuk verifikasi informasi. Derasnya arus informasi di dunia digital bisa membuat seseorang kurang kritis. Dunia digital juga menciptakan kesan yang membuat individu berlomba-lomba menjadi yang terdepan dalam menyebarkan informasi. 

Kondisi semacam itu berisiko, karena tak semua informasi yang beredar merupakan kebenaran. Maka, masyarakat yang melek digital memahami pentingnya recheck informasi. Merujuk kepada panduan yang disajikan Google, pertama,  Anda bisa rechecking mulai dengan meneliti ke Google News. 

Melalui laman news.google.com, Anda dapat memasukkan berita yang hendak ditelusuri pada kolom pencarian yang terletak di bagian atas laman. Panduan penelusuran berita dapat ditemukan di laman support.google.com.

Kedua, verifikasi juga bisa ditempuh melalui Fact Check Tools guna mengetahui keabsahan sebuah topik. Pasalnya, tak jarang kita temui berita dengan judul kontroversial tetapi tidak selaras dengan isinya. Beberapa situs pemeriksa fakta yang populer adalah Snopes.com dan Google Fact Check Explorer.

Penggunaan kedua situs itu tak jauh berbeda dengan Google News. Dengan Snopes, pengguna hanya perlu mengakses www.snopes.com lantas memasukkan topik ke dalam kolom pencarian. Hasil pencarian yang muncul akan ditandai sebagai fakta atau hoaks agar pengguna mudah mengidentifikasi.

 Sementara untuk Google Fact Check Explorer, pengguna tinggal mengakses toolbox.google.com/factcheck/explorer. Kolom pencarian akan langsung ditampilkan pada laman muka dan pengguna dapat langsung mengetik penelusurannya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...