Bidik Ekspor 20,6% di 2021, Target Kemendag Dinilai Terlalu Tinggi

Rizky Alika
30 Juni 2020, 11:39
Bidik Ekspor 20,6% di 2021, Target Kemendag Dinilai Terlalu Tinggi.
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/pras.
Ilustrasi aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang. Ekonon meniliai Target Ekspor Kemendag 20,6% di 2021 terlalu tinggi.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas pada 2021 sebesar 20,6% sering pemulihan ekonomi sejumlah negara dunia di tengah pandemi corona. Namun, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menilai target tersebut terlalu tinggi.

Fitra mengungkapkan, ekspor nonmigas tahun depan memang berpotensi tumbuh dua digit. "Tapi tidak sampai 20,6%. Kira-kira hanya 11-12%," kata Fithra saat dihubungi katadata.co.id, Selasa (30/6).

Advertisement

Ekspor nonmigas berperluang menggeliat pada tahun depan seiring pemulihan perekonomian sejumlah negara. Sementara itu, kemampuan produksi di setiap negara diperkirakan tidak menurun.

(Baca: Ekspor Melemah, RI Dituntut Lebih Adaptif dengan Kebutuhan Pasar Dunia)

Pembatasan mobilisasi manusia sepanjang tahun ini diperkirakan  berdampak pada penurunan ekspor dan transaksi ekonomi. Sehingga, kebutuhan pembelian barang yang sempat tertunda pada 2020 diperkirakan kembali meningkat pada tahun depan.

"Artinya tidak ada pengurangan ekonomi secara signifikan terhadap kebutuhan barang di 2020, melainkan bakal dirapel pada tahun depan," ujarnya. 

Fitra menambahkan, ekspor memang diperkirakan meningkat pada 2021, namun akan kembali melambat pada 2022 dan 2023. Adapun untuk tahun ini, pertumbuhan ekspor nonmigas diramal bisa mencapai minus 14% hingga minus 15%.

"Dengan skenario negatif, masih ada potensi ekspor melonjak," ujar dia.

Di sisi lain, dia pun menilai strategi Kemendag mendorong ekspor di tengah pandemi covid-19 sudah tepat. Misalnya, dengan pemberian stimulus kemudahan dokumen ekspor hingga stimulus pembiayaan.

Selain itu, Kemendag dinilai perlu membuat kerja sama regional lebih konkret. "Begitu juga dengan perjanjian bilateral, seperti dengan Uni Eropa, Australia , Pakistan, dan partner non tradisional lainnya," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement