Sasar Anak Muda, Produsen Sepatu Vans Akuisisi Brand Supreme Rp 29 T
Perusahaan pemilik merek sepatu Vans, VF Corp membeli merek pakaian Supreme senilai US$ 2,1 miliar atau setara Rp 29 triliun. Akuisisi ini akan menambah daftar panjang merek populer perusahaan yang ditujukan untuk pasar anak muda.
VF Corp yang juga membawahi merek-merek seperti The North Face dan Timberland, menyatakan siap membayar dana tambahan hingga US$ 300 juta, tergantung pada pencapaian penutupan pasca-kesepakatan.
Saham VF Corp melonjak sekitar 13% menjadi US$ 78,94 pada perdagangan Selasa (10/11) sore. Carlyle Group dan firma ekuitas swasta yang berbasis di New York Goode Partners menjual saham Supreme, brand yang didirikan oleh pengusaha Amerika-Inggris James Jebbia pada 1994.
Kesepakatan tersebut diharapkan selesai pada akhir tahun ini dan diperkirakan berkontribusi US$ 500 juta terhadap pendapatan dan laba per saham perseroan pada tahun fiskal 2022.
Brand ini secara khusus telah memiliki banyak pengikut dari kelompok anak muda bergaya "hypebeasts" atau penggemar gaya streetwear kekinian melalui produknya seperti pakaian, sepatu, hoodie dan aksesoris lainnya.
Keunikan brand Supreme sendiri cukup diakui di kalangan anak muda hingga membuat harga jualnya jauh lebih tinggi dibanding streetwear lain seperti VF's Vans atau Nike. Brand ini dikenal dekat dengan gaya khas pakaian anak muda urban Amerika yang identik dengan skateboard atau hip-hop.
“Modelnya yang langka, kekinian dan pengaruh sosial yang kuat ini mendukung kekuatan harga produk serta menghasilkan keuntungan terbaik di kelasnya,” kata Kepala Eksekutif VF Corp Steve Rendle dikutip dari Reuters, Rabu (11/11).
VF Corp memperkirakan nilai pasar streetwear global bisa mencapai US$ 50 miliar, dimana Supreme berada di salah satu pusatnya.
Eksekutif VF Corp mengatakan, kehadiran Supreme akan membantu meningkatkan bisnis e-commerce perusahaan serta langkah strategis produsen pakaian dan alas kaki menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19.
Supreme juga dianggap sudah cukup mapan bermain di pasar e-commerce, lantaran 60% pendapatannya disumbang dari bisnis online. Beberapa brand fesyen ternama sudah berkolaborasi dengan Supreme di antaranya, Louis Vuitton serta Nike, Levi's dan Vans.
Meski tak merilis angka penjualan, namun perusahaan mengindikasikan pertumbuhan keuntungan serta prospek margin industri dalam beberapa tahun terakhir.
Hingga akhir Januari 2019, Supreme Eropa yang hanya memiliki dua toko berhasil meraup pendapatan 100 juta pound (US$ 130 juta) dan margin keuntungan. Angka ini lebih tinggi dibanding keuntungan yang dicatat merek streetwear lain seperti Vans, Abercrombie & Fitch atau bahkan merek mewah seperti Gucci.
Berdasarkan survei Statista, pada 2019, hampir 80% konsumen global menjawab merek Supreme paling mewakili gaya streetwear mereka. Pilihan berikutnya, jatuh kepada Nike, Off-White dan Adidas dengan persentase pemilih antara 68% hingga 44%.
Alasan konsumen menyukai brand dan gaya streetwear ini 70% dikarenakan terlihat keren. Sedangkan 26% lain menjawab menyukai gaya streetwear sebagai simbol status . Sebab, streetwear sendiri merupakan pakaian kasual modern yang biasanya dikenakan subkultur pemuda perkotaan.