Inggris Bantah Larang Huawei Kembangkan 5G Karena Tekanan Trump
Pemerintah Inggris membantah melakukan pembatasan akses terhadap perusahaan teknologi asal Tiongkok Huawei dalam mengembangkan 5G di negaranya atas tekanan Amerika Serikat (AS). Inggris menyebt, kebijakan pelarangan itu sudah berdasarkan analisa teknis otoritas keamanan siber setempat.
"Semua orang dapat mengklaim keputusan tersebut (pelarangan Huawei) itu, tetapi kami lakukan ini didasarkan pada penilaian teknis oleh Pusat Keamanan Siber Nasional (National Cyber Security Center GCHQ)," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock dikutip dari CNBC International pada Kamis (16/7).
Sekretaris Departemen Dalam Negeri di bidang Digital, Budaya, Media dan Olahraga Inggris Oliver Dowden mengatakan keputusan pembatasan akses 5G dari Huawei diambil berdasarkan saran dari pakar siber, terkait keamanan.
(Baca: Diblokir Inggris, Huawei: Bukan Keamanan, tapi Isu Kebijakan Dagang AS)
Pemerintah AS diketahui tengah gencar menekan negara-negara Eropa untuk membatasi pengembangan 5G oleh Huawei. Alasannya, pengembangan jaringan teknologi kecepatan tinggi oleh Huawei dianggap bisa membahayakan keamanan data siber negara-negara Eropa.
Telepas dari masalah keaman, AS dan Tiongkok memang sedang berebut pengaruh pengembangan teknologi maju. Presiden AS Donald Trump pada Selasa (14/7) bahkan mengatakan dialah yang meyakinkan negara-negara Eropa termasuk Inggris untuk melarang Huawei.
"Kami meyakinkan banyak negara, saya melakukan ini sendiri sebagian besar untuk tidak menggunakan Huawei," katanya dikutip dari Reuters .
Ia mengatakan bahwa teknologi Huawei tidak aman dan berisiko keamanan yang besar," ujar Trump.
Seperti diketahui, Inggris telah memutuskan menghentikan seluruh solusi berbasis teknologi milik Huawei pada 2027. Perusahaan telekomunikasi juga tidak bisa menggunakan teknologi baru dari perusahaan asal Tiongkok mulai tahun depan.
Namun, kebijakan itu juga tidak terlepas dari sanksi AS pada Huawei yang sudah berlangsung sejak tahun lalu. "Sanksi AS memiliki dampak berat bagi perusahaan, yang secara signifikan mengubah perhitungan GCHQ," demikian tertulis pada laporan National Cyber Security Center GCHQ.
(Baca: Presiden AS Trump Akui Dibalik Keputusan Inggris Blokir 5G Huawei)
Pejabat Pemerintah Inggris mengatakan, penerapan sanksi AS bia membuat Huawei tidak lagi diandalkan menjadi pemasok utama perangkat teknologi. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menghadapi tekanan kuat dari beberapa anggota parlemen Inggris untuk melarang pembuat peralatan telekomunikasi imi dengan alasan keamanan.
Juru bicara Huawei di Inggris, Edward Brewster juga mengatakan bahwa kebijakan pemblokiran itu bukan terkait keamanan, tetapi persoalan dagang dengan AS. "Sangat disayangkan masa depan kami di Inggris telah dipolitisasi dan ini bukan tentang isu keamanan," katanya dalam pernyataan resmi.
Huawei berharap, Inggris mempertimbangkan kembali keputusannya. Pihaknya menyakini pembatasan baru yang diserukan oleh AS tidak akan berpengaruh terhadap ketahanan atau keamanan produk-produk yang mereka pasok ke Inggris.