Pandemi Corona Hambat Rencana Ekspansi Kredivo ke Filipina
Pandemi corona menghambat rencana ekspansi sejumlah perusahaan. Salah satunya perusahaan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) Kredivo yang batal berekspansi ke Filipina yang semula ditargetkan bisa dilakukan semester I tahun ini.
General Manager Kredivo Lily Suriani mengatakan, hingga kini perusahaan masih memantau perkembangan pandemi corona. "Ketika (kondisi) membaik fokus kami kejar ekspansi ke Filipina," katanya dalam video conference pada Selasa (4/8).
Perusahaan bahkan tidak menutup kemungkinan membatalkan ekspansinya ke Filipina tahun ini dan diundur hingga tahun depan. Menurutnya, Kredivo akan terus memantau industri keuangan negara tersebut selama pandemi.
"Kami akan berhati-hati untuk melakukan ekspansi ke Filipina tahun ini atau tahun depan," ujarnya.
Rencana perusahaan ekspansi ke Filipina sebelumnya diungkap Induk Kredivo, FinAccel. Perusahaan berencana ekspansi ke Filipina setelah memperoleh tambahan modal sebesar US$ 90 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun dalam putaran pendanaan seri C.
Putaran pendanaan seri C Kredivo dipimpin oleh Asia Growth Fund, diikuti oleh Square Peg. CEO FinAccel Akshay Garg menjelaskan alasan ekspansi karena pasar Filipina mirip dengan Indonesia.
"Sehingga kami pikir negara itu tepat untuk ekspansi," kata Akhsay saat konferensi pers di Jakarta, tahun lalu (4/12).
Filipina memiliki populasi penduduk sekitar 70 juta jiwa, yang sebagian besar belum mendapatkan akses ke layanan keuangan. Karena itu, menurut dia pasar negara tersebut dinilai potensial.
Riset Google, Temasek dan Bain pun menunjukkan, ada sekitar 100 juta penduduk Asia Tenggara yang belum memiliki rekening bank (unbanked). Mayoritas dari mereka berada di Indonesia, lalu Filipina.
Dalam menjalankan rencananya itu perusahaan kemudian menjalankan pengembangan operasi sistem untuk layanan dan kepatuhan terhadap regulasi setempat (regulatory complience). Kredivo juga menggaet beberapa mitra untuk ekspansi ke Filipina. Salah satunya, Kredivo bakal menggaet bank lokal setempat.
Akhsay hanya menjelaskan bahwa model bisnis Kredivo di Filipina bakal mirip dengan di Indonesia. Hanya dari sisi besaran bunga yang berbeda. Layanan yang bakal hadir di Filipina di antaranya paylater, cicilan hingga pinjaman bersifat konsumtif.
Di Indonesia, sejak berdiri pada akhir Desember 2015 hingga awal tahun ini, Kredivo tercatat sudah menyalurkan pinjaman kepada sekitar 30 juta peminjam. Tahun ini, perusahaan menargetkan bisa menyalurkan pinjaman Rp 4 triliun. Hingga kini, platform Kredivo sudah digunakan oleh 2 juta pengguna.