Sri Mulyani: Indonesia Jadi Negara Anggota G20 dengan Emisi GRK Rendah
Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara G20 dengan emisi gas rumah kaca (GRK) terendah. Emisi GRK Indonesia per kapita pada 2022 setara dengan 2,6 ton karbondioksida ekuivalen (CO2e) atau berada di bawah rata-rata global di angka 4,8 ton CO2e.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, emisi GRK per kapita Indonesia pada 2022 hanya di bawah Brasil yang sebesar 2,2 ton CO2e dan India sebesar 2 ton CO2e. Sementara itu, negara penyumbang emisi gas rumah kaca tertinggi adalah Kanada dengn 18.7 ton CO2e, Australia 17 ton CO2e, dan Arab Saudi 16.5 ton CO2e.
Sri Mulyani menyebut Indonesia saat ini menghadapi tantangan untuk membangun kemakmuran bagi rakyatnya tanpa merusak bumi menjadi tidak layak tinggal karena perubahan iklim.
“Indonesia menjadi salah satu (negara dengan emisi gas rumah kaca) terendah, tapi bukan berarti Indonesia tidak peduli untuk membuat desain proses pembangunannya demi menjaga planet bersama,” ujar Sri Mulyani dalam dalam Climate Change and Indonesia's Future: An Intergenerational Dialogue, Senin (27/11).
Sri Mulyani pun menambahkan bahwa berdasarkan data World Economic Forum (WEF), dalam sepuluh tahun ke depan sebagian besar ancaman di sektor perekonomian akan didominasi oleh masalah lingkungan.
Untuk saat ini, perubahan iklim bukan satu-satunya tantangan yang dihadapi Indonesia. “Saat ini Indonesia juga sedang dihadapkan dengan dampak dari suku bunga The Fed yang bertahan tinggi untuk waktu yang lebih lama, tensi geopolitik, dan digitalisasi,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mendorong berbagai respons atau kebijakan dari sisi instrumen fiskal seperti membangun pasar karbon dan pajak karbon yang dilakukan secara bertahap demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
Tak hanya mengembangkan pasar dan pajak karbon, Sri Mulyani juga mendorong negosisasi internasional untuk mendapatkan dukungan global dalam penurunan emisi karbon di Indonesia. Hal ini dibarengi dengan pembentukan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform untuk membiayai transisi energi menggunakan mekanisme blended finance dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan.