Turunkan Emisi, Masyarakat Diimbau Beralih ke Transportasi Publik

Nadya Zahira
6 Desember 2023, 11:45
Ilustrasi emisi sektor transportasi
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.
Kepadatan kendaraan di Jalan Raya Margonda, Depok, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023). Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, penyebab polusi udara di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) antara lain berasal dari asap kendaraan bermotor sebesar 44 persen dan 34 persen dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Institute for Essential Service Reform (IESR) mengatakan penggunaan kendaraan pribadi yang tinggi di Indonesia menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca (GRK). Sustainable Mobility Analyst IESR Rahmi Puspita Sari mengatakan, pemerintah harus memperkuat upaya agar masyarakat beralih menggunakan transportasi publik.

"Pemerintah saat ini sangat masif mendorong penggunaan kendaraan listrik yang sebenarnya bukan solusi tepat untuk mengurangi emisi GRK," ujar Rahmi dalam diskusi tentang dekarbonisasi transportasi di Indonesia yang digelar IESR secara daring, Selasa (5/12).

Rahmi menyebutkan, berdasarkan analisis IESR, tingkat laju pertumbuhan kendaraan pribadi selalu lebih banyak dibandingkan dengan perumbuhan populasi penduduk pada 2017-2021. Selain itu, jumlah sepeda motor yang mendominasi dari total jumlah kendaraan yang terdaftar yaitu sebesar 84,54%.

Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua setelah energi setiap tahun adalah sektor transportasi. ”Sektor transportasi tumbuh tinggi setiap tahunnya, dan konsumsi energinya menjadi yang terbesar pada 2021, menggantikan sektor industri," kata Rahmi.

Berdasarkan analisis IESR, pergerakan angkutan penumpang transporasi darat menyumbang emisi sebesar 70% dari total emisi transportasi. Bahkan, dari 150 juta ton karbondioksida (CO2) kontribusi sepeda motor merupakan yang terbesar, yakni 36,1%, sedangkan mobil penumpang sebesar 21,8%.

Meski begitu, pemerintah bisa melakukan sejumlah upaya salah satunya dengan menerapkan strategi avoid-shift-improve. Strategi ini artinya, masyarakat bisa mengurangi emisi GRK dengan tidak berpergian, atau jika hal itu tidak bisa dilakukan maka masyarakat perlu beralih mengunakan transportasi publik.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama Ekonom Energi Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (Eria) Alloysius Joko Purwanto menilai, program subsidi untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pengurangan emisi GRK di Indonesia tanpa adanya dekarbonisasi di sektor pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...