Arab Saudi Garap 4 Proyek Pembangkit Listrik dengan Penangkapan Karbon
Pemerintah Arab Saudi melalui Saudi Power Procurement Co. (SPPC) meluncurkan 4 proyek pembangkit listrik kapasitas 7.200 MW yang menggunakan teknologi penangkapan karbon atau carbon capture.
Dua proyek tersebut yaitu Rumah1 dan Rumah2 direncanakan di wilayah tengah Arab Saudi. Sedangkan Nairyah1 dan Nairyah2, akan berlokasi di wilayah timur Arab Saudi.
CEO SPPC, Mazen Al-Bahkali, mengatakan masing-masing proyek ini dirancang untuk menghasilkan daya 1.800MW. Pembangkit listrik menggunakan teknologi siklus gabungan gas alam dan menggabungkan metode carbon capture.
“Carbon capture melibatkan penggunaan berbagai teknologi yang menarik CO2 dari atmosfer dan menyimpannya atau menggunakannya untuk tujuan lain,” kata Mazen Al-Bahkali, dikutip dari laman Carbon Credits, Jumat (12/1).
Untuk diketahui, Pemerintah Arab Saudi mengambil alih SPPC pada 2021. Pemerintah melisensikannya untuk menjadi pembeli tunggal energi listrik dan kapasitas dari generator di dalam Kerajaan Arab Saudi.
Fokus utama SPPC adalah menyelaraskan proyek dengan Saudi Green Initiative (SGI), yang bertujuan untuk mencapai emisi gas rumah kaca nol bersih pada 2060. Pendekatan mereka menggunakan ekonomi karbon sirkular.
Selain itu, inisiatif ini sejalan dengan Visi Kerajaan 2030. Ini adalah rencana Arab Saudi untuk meningkatkan efisiensi pembangkit energi dan memotong biaya dengan mendiversifikasi produksi listrik.
Visi ini juga bertujuan untuk pembagian pembangkit listrik dengan seimbang yaitu 50 persen sumber terbarukan dan 50 persen gas, sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar cair di sektor listrik.
Ini akan membantu Arab Saudi mencapai campuran energi yang optimal untuk produksi listriknya. Arab Saudi secara aktif memimpin transisi energi di wilayah Timur Tengah.
Sementara itu, Direktur Umum Kebijakan Energi Terbarukan di Kementerian Energi Arab Saudi, Muneef Al-Muneef, mengatakan negaranya telah mencapai proyek energi terbarukan sebesar 22,8 gigawatt.
Al-Muneef menuturkan, Arab Saudi terbuka terhadap beragam teknologi seperti penyimpanan hidro dan panas bumi. Mereka juga mengevaluasi potensi penerapannya dalam memenuhi target energi.
“Kami tidak benar-benar mengikat diri pada satu teknologi. Kami secara konsisten memantau potensi teknologi ini dan tingkat penerapannya di Arab Saudi dan apakah teknologi ini dapat membantu kami mencapai target kami,” kata Al Muneef beberapa waktu lalu.
Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar Alkhorayef, mengatakan dedikasi negaranya untuk mengakses energi hijau dengan harga bersaing pada akhirnya menunjukkan komitmen terhadap energi berkelanjutan. Pada Oktober 2023, perusahaan utilitas Saudi ACWA Power mencapai sertifikat operasi komersial untuk fase ke-2 dari proyek tenaga surya Sudair.
Pada Juli 2023, Arab Saudi menaruh investasi sebesar US$ 2,6 miliar pada industri pertambangan global untuk transisi energi bersih. Langkah strategis ini membawa 10% saham di divisi logam dasar Vale SA.
Dalam kesepakatan lain, Saudi dan perusahaan regional berpartisipasi dalam lelang kredit karbon terbesar yang diprakarsai oleh Saudi Arabia’s Public Investment Fund (PIF).