Rugi Rp 73 T, Ford Tunda Ekspansi Produksi Kendaraan Listrik

Rena Laila Wuri
7 Februari 2024, 15:34
Roosevelt Cassio Seorang pekerja menggantung seragammnya di luar pabrik Ford Motor Co, saat berunjuk rasa setelah perusahaan mengumumkan penutupan tiga pabrik mereka di negara tersebut, di Taubate, Brasil, Senin(18/1/2021).
ANTARA FOTO/REUTERS/Roosevelt Cassio/WSJ/dj
Roosevelt Cassio Seorang pekerja menggantung seragammnya di luar pabrik Ford Motor Co, saat berunjuk rasa setelah perusahaan mengumumkan penutupan tiga pabrik mereka di negara tersebut, di Taubate, Brasil, Senin(18/1/2021).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ford mengonfirmasi rencana untuk menunda atau memotong pengeluaran sebesar US$ 12 miliar atau Rp 187 miliar untuk kendaraan listrik.

"Ford sedang memikirkan kembali strategi kendaraan listriknya, termasuk menilai kembali kebutuhan integrasi vertikal baterai," kata CEO Jim Farley  kata CEO Jim Farley, dikutip dari CNBC, Rabu (7/2).

Pernyataan tersebut dinilai merupakan sinyal perubahan rencana Ford untuk kendaraan listrik, yang penjualannya tumbuh lebih lambat dari perkiraan.

“Salah satu hal yang kami manfaatkan dalam mengambil beberapa penundaan waktu adalah merasionalisasi tingkat dan waktu kapasitas baterai kami untuk memenuhi permintaan dan benar-benar menilai kembali integrasi vertikal yang kami andalkan, dan bertaruh pada bahan kimia dan kapasitas baru," kata Farley saat laporan pendapatan kuartal produsen otomotif tersebut.

Farley menegaskan kembali bahwa perusahaannya masih yakin kendaraan listrik akan tumbuh. Namun, adopsi secara luas bagi konsumen pasar massal tidak akan terjadi sampai biayanya lebih sesuai dengan kendaraan tradisional.

Kendaraan listrik biasanya lebih mahal ribuan dolar dibandingkan kendaraan bertenaga BBM.

Chief Financial Officer Ford, John Lawler, perusahaan juga sedang mempertimbangkan penyesuaian kapasitas produksi terpasang untuk memenuhi permintaan, selain menilai kembali integrasi vertikal dalam bahan kimia baterai baru. Ford juga berpotensi menunda kendaraan listrik generasi berikutnya untuk memastikan mereka memenuhi kriteria profitabilitas perusahaan tersebut.

Rugi Rp 73 Triliun

Bisnis kendaraan listrik perusahaan, yang dikenal sebagai Model e, merugi US$ 4,7 miliar atau Rp 73 triliun tahun lalu. Angka tersebut termasuk US$ 1,57 miliar selama kuartal keempat tahun 2023.

Namun, kerugian itu diimbangi oleh keuntungan armada perusahaan dan unit mesin pembakaran internal tradisional. Kedua bisnis tersebut menghasilkan lebih dari US$ 7 miliar setiap tahunnya.

Lawler mengatakan unit tersebut harus berdiri sendiri. Perusahaan juga menarik target unit kendaraan listriknya yang menuntut margin 8% pada t2026. Perusahaan telah menetapkan target penjualan dua juta kendaraan setiap tahun pada saat itu.

Ketika Ford mundur dan mengevaluasi kembali bisnis kendaraan listrik, Ford bermaksud untuk bersandar pada penjualan kendaraan hibrida, khususnya truk. Perusahaan mengharapkan penjualan hybridnya meningkat 40% tahun ini. Mereka menjual 133,743 kendaraan hybrid di AS pada tahun 2023.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...