Permukaan Laut RI Naik 1,2 Cm per Tahun, Pulau Kecil Menghilang

Tia Dwitiani Komalasari
19 April 2024, 07:35
Pemandangan proyek pembangunan tanggul laut di Pantai Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (16/1/2024). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun tanggul sepanjang 1.664 meter di Pantai Dadap yang masuk dalam proyek National C
ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nym.
Pemandangan proyek pembangunan tanggul laut di Pantai Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (16/1/2024). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun tanggul sepanjang 1.664 meter di Pantai Dadap yang masuk dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) sebagai upaya mengatasi banjir rob di daerah pesisir.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan tinggi muka laut di Indonesia diperkirakan mengalami kenaikan 0,8-1,2 centimeter (cm) per tahun karena dampak perubahan iklim. Kondisi tersebut berdampak pada pulau kecil dan wilayah pesisir.

“Ini signifikan karena berdampak kepada hilangnya beberapa pulau kecil di wilayah Indonesia atau daerah kota di pesisir,” kata Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Klimatologi Pusat Litbang BMKG Donaldi Permana dalam seminar virtual terkait iklim berkelanjutan di Denpasar, Bali, Kamis (19/4) seperti dikutip dari Antara.

Dalam pemaparannya, Donaldi juga mengatakan adanya perubahan iklim yang menyebabkan meningkatnya suhu 0,45 hingga 0,75 derajat celcius. Selain itu, diperkirakan 5,8 juta kilometer persegi wilayah perairan Indonesia berbahaya kepada kapal nelayan khususnya yang berukuran kurang dari 10 gross tonage (GT).

 Sebanyak 18 ribu kilometer garis pantai juga diperkirakan masuk kategori rentan akibat perubahan iklim  dan perubahan curah hujan sekitar 75 milimeter per bulan.

Akibat Konsumsi Energi Fosil

Sementara itu, suhu rata-rata global juga meningkat selama 10 tahun terakhir yakni 2014-2023 mencapai 1,20 plus minus 0,12 derajat celcius di atas periode tahun 1850-1900.

Dia mengatakan, peningkatan suhu itu disebabkan tingginya konsentrasi karbon dioksida karena konsumsi energi fosil yang masif, seperti batubara dan minyak bumi. Peningkatan suhu juga disebabkan oleh deforestasi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduk dunia.

Suhu yang meningkat menyebabkan es di kutub utara dan selatan mencair. Hal ini mendorong kenaikan muka laut secara global mencapai sekitar 4,72 milimeter per tahun pada periode Januari 2013-Desember 2022.

“Yang terdampak lebih awal kenaikan tinggi muka laut adalah negara di wilayah iklim tropis dibandingkan negara di belahan bumi utara dan selatan,” katanya.

Untuk menekan pemanasan global itu, ia mengungkapkan perlu dilakukan upaya mitigasi dengan mengurangi penggunaan BBM fosil dan beralih menggunakan energi bersih atau energi baru terbarukan.

"Selain itu, gerakan penghijauan, hemat penggunaan listrik, hingga mengurangi penggunaan kendaraan pribadi," ujarnya.

Pemanasan global juga bisa menimbulkan berbagai jenis bencana, salah satunya kekeringan. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), populasi yang terancam kekeringan akibat pemanasan global bisa mencapai kisaran 1 miliar orang.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...