Eropa Jadi Benua Terpanas Dibandingkan Benua Lainnya

Rena Laila Wuri
24 April 2024, 14:36
Ilustrasi benua Eropa
Pexels
Eropa menjadi benua yang paling panas dibandingkan benua-benua lainnya.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Eropa menjadi benua yang paling panas dibandingkan benua-benua lainnya. Hal ini karena suhu rata-rata Eropa selama lima tahun terakhir naik di atas 2,3 derajat Celsius dibandingkan tingkat pra industri.

Artinya, Eropa menjadi benua yang mengalami kenaikan suhu dua kali lipat dibandingkan rata-rata dunia. Di mana, kenaikan temperatur di Eropa lebih tinggi 1,3 derajat Celsius.

Temuan ini tertulis dalam laporan yang dirilis World Meteorological Organization (WMO) dan badan iklim Uni Eropa, Copernicus. Mereka lantas memperingatkan konsekuensi kenaikan suhu Bumi bagi kesehatan manusia, mencairnya gletser, dan aktivitas ekonomi.

“Eropa kembali mengalami peningkatan suhu karena iklim ekstrem pada 2023. Akibatnya, Eropa mencetak rekor tekanan suhu panas, kebakaran hutan, gelombang panas, kehilangan es gletser, dan kurangnya hujan salju," kata Wakil Kepala Unit Copernicus di Komisi Eksekutif Uni Eropa, Elisabeth Hamdouch, seperti dikutip dari Euronews, Rabu (24/4).

Laporan tersebut mencatat bahwa kematian terkait suhu panas telah meningkat di seluruh Eropa. Di mana lebih dari 150 orang meninggal dunia akibat badai, banjir, dan kebakaran hutan yang melanda Eropa.

Laporan tersebut juga mencatat Eropa mengalami kerugian di sektor ekonomi lebih dari 13,4 miliar euro atau setara Rp 231 triliun (kurs Rp 17.288 per euro) akibat cuaca ekstrem.

Direktur Copernicus Carlo Buontempo mengatakan ratusan ribu orang terdampak perubahan iklim pada 2023. “Kerugian besar dialami Eropa, diperkirakan setidaknya dalam puluhan miliar euro," kata Buontempo.

Suhu tinggi di Eropa juga telah berkontribusi pada hilangnya es gletser di di Pegunungan Alpen. Setidaknya Pegunungan Alpen telah kehilangan sekitar 10% dari sisa es gletser mereka selama dua tahun terakhir.

WMO dan Copernicus mengatakan bahwa benua Eropa memiliki kesempatan untuk mengembangkan strategi yang ditargetkan. Strategi ini mempercepat transisi ke sumber daya terbarukan seperti angin, matahari, dan tenaga air dalam menanggapi efek perubahan iklim.

Eropa telah menghasilkan 43% listriknya dari sumber daya terbarukan tahun lalu. Angka ini naik dibandingkan 2022 yang sebesar 36%. Dalam dua tahun berturut-turut, energi terbarukan di Eropa mendominasi produksi energi dan melampaui penggunaan energi fosil.

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...