Plastik Awalnya Diciptakan untuk Jaga Lingkungan, Bagaimana Sekarang?
Sampah plastik menjadi masalah lingkungan yang belum terselesaikan karena jumlahnya terus bertambah dan tidak bisa terurai dalam waktu lama. Namun ternyata, dulu plastik sebenarnya digunakan untuk menyelamatkan lingkungan.
Hal itu mengemuka dalam episode perdana Green Talks antara kreator konten teknologi lingkungan dan energi terbarukan Jerhemy Owen, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin, dan Director of Legal, External Affair, and Circular Economy Chandra Asri Group Edi Rivai yang disiarkan di channel Youtube Katadata Indonesia.
Owen mengatakan, masih banyak persepsi yang salah mengenai plastik itu tidak bagus. Menurutnya, plastik tidak bagus adalah plastik sekali pakai. Sementara plastik memiliki banyak jenis dan sebagian bisa didaur ulang.
Dia mengatakan, awal mulanya bahkan plastik digunakan untuk menyelamatkan lingkungan. Misalnya saja plastik digunakan sebagai bahan bola billiar yang sebelumnya menggunakan gading gajah.
"Tetapi, sekarang karena gading gajah semakin lama makin turun, bahaya buat gajahnya dan kini diganti dengan plastik. Itu artinya plastik menyelamatkan lingkungan,” ujarnya dikutip Senin (29/4).
Dikutip dari BBC, kantong plasik pertama kali dibuat pada 1959 oleh ilmuwan asal Swedia, Sten Gustaf Thulin. Penemuannya kemudian dipatenkan pada 1965.
Pada awalnya, plastik dibuat untuk menyelamatkan bumi dan membantu lingkungan. Pasalnya, orang-orang masa itu menggunakan kantong kertas yang proses produksinya mengancam keberlanjutan alam. Jadi, semakin banyak penggunaan kantong kertas maka akan semakin banyak pohon yang ditebang.
Bagaimana Plastik saat Ini?
Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai, mengatakan plastik merupakan material baru yang baru ditemukan sekitar 1950-an. Namun, plastik telah mendominasi kehidupan kita sehari-hari.
Orang-orang tidak lagi menggunakan kantong plastik berulang kali, tetapi sekali pakai. Dengan begitu, penggunaan plastik sekali pakai menjadi sampah yang menumpuk.
Edi mengatakan, plastik yang disebut polimer memiliki hingga 100 jenis dengan bahan baku yang bermacam-macam, termasuk dari fosil. Namun, hanya tujuh jenis yang bisa didaur ulang.