Curah Hujan Tinggi, Pakistan Catat Rekor April Terbasah dalam 63 Tahun

Ringkasan
- Kementerian ESDM berkolaborasi dengan Kementerian PUPR untuk mencari waduk yang berpotensi untuk PLTS terapung hingga 14 GW, termasuk Danau Singkarak dan Saguling.
- Ada tiga proyek PLTS terapung dalam RUPTL 2021-2030: Danau Singkarak (90 MW), Waduk Saguling (60 MW), dan Danau Lampung (100 MW) dengan potensi finansial yang baik.
- Indonesia memiliki potensi EBT yang besar, termasuk energi surya dengan potensi mencapai 3.294 GW, sehingga pemanfaatan PLTS terapung dipandang penting untuk ketahanan energi nasional.

Pusat Cuaca Nasional Pakistan melaporkan negaranya mengalami "April terbasah sejak 1961". Pakistan menerima curah hujan dua kali lebih banyak dari biasanya pada bulan tersebut.
Negara ini mengalami hari-hari cuaca ekstrem selama bulan lalu. Cuaca ekstrem tersebut menelan banyak korban jiwa, menghancurkan rumah, gedung-gedung, serta lahan pertanian.
“Curah hujan April tercatat pada 59,3 mm lebih tinggi dibandingkan batas atas rata-rata normal 22,5 mm,” kata Departemen Metrologi dalam laporan iklim bulanannya dikutip dari Aljazeera, Senin (6/5).
Curah hujan tertinggi tercatat di provinsi barat daya Balochistan dengan curah hujan 437% lebih banyak dari rata-rata dalam setahun. Setidaknya 144 orang juga tewas dalam badai petir dan rumah yang roboh akibat hujan lebat di April 2024.
Korban tewas terbanyak dilaporkan di barat laut Khyber Pakhtunkhwa, di mana 84 orang meninggal, termasuk 38 anak-anak, dan lebih dari 3.500 rumah rusak.
“Sementara sebagian besar Asia terik karena gelombang panas, suhu bulanan nasional Pakistan untuk bulan April adalah 23,67 derajat Celcius. Suhu ini 0,87 derajat Celcius lebih rendah dari rata-rata 24,54 derajat Celcius,” tulis laporan Departemen Meteorologi Pakistan.
Zaheer Ahmad Babar, Juru bicara Departemen Meteorologi Pakistan, menegaskan perubahan iklim adalah faktor utama yang mempengaruhi pola cuaca yang tidak menentu di wilayah Pakistan.
Zaheer mengatakan, hujan deras hingga meluapnya air sungai pernah menenggelamkan sepertiga Pakistan pada 2022 lalu. Dalam bencana tersebut, sedikitnya 1.739 orang di laporkan meninggal.
Banjir tersebut juga menyebabkan kerusakan senilai U$30 miliar (Rp 480 triliun). Saat ini, Pakistan masih berusaha untuk membangun kembali daerah yang rusak akibat banjir.