BMKG: Waspada Potensi Banjir Meski Sebagian Wilayah RI Sudah Kemarau

Tia Dwitiani Komalasari
4 Juni 2024, 05:14
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban banjir bandang pada hari ke-23, di jorong Jao, Nagari Rambatan, Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu (2/6/2024). Data Posko Utama Bencana Tanah Datar, korban meninggal akibat banjir bandang lahar dingin Gunung Ma
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban banjir bandang pada hari ke-23, di jorong Jao, Nagari Rambatan, Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu (2/6/2024). Data Posko Utama Bencana Tanah Datar, korban meninggal akibat banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi pada 11 Mei 2024 di kabupaten itu sebanyak 32 orang, sementara 10 orang lagi hilang dan masih dilakukan pencarian hingga 8 Juni 2024.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

BMKG memperingatakan adanya potensi cuaca ekstrem dan banjir meskipun sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki kemarau. Dalam 24 jam terakhir, tercatat adanya intensitas hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah di Indonesia, yakni di wilayah Semarang (104.4 mm), Sambas (103.0 mm), Sarmi (94.0 mm), Ambon (69.9 mm), Toli-Toli (61.1 mm), Silangit (57.3 mm), dan Tanjung Pinang (50.8 mm).

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menyatakan sebagian wilayah Indonesia telah memasuki awal musim kemarau, namun sebagian wilayah lainnya masih berada di masa peralihan musim. Kandungan uap air dan labilitas atmosfer masih tinggi yang dapat memicu pertumbuhan awan-awan hujan yang signifikan.

Ia menambahkan bahwa masih terdapat potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan secara signifikan. Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby dan juga Kelvin, adanya pola sirkulasi siklonik, serta potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.

"Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat dan angin kencang yang dapat berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 9 Juni 2024", ujarnya dikutip Selasa (4/6).

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menambahkan bahwa potensi cuaca ekstrem pada periode 3 - 9 Juni 2024 dapat terjadi di sebagian Sumatra, sebagian Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Papua.

Andri mengingatkan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah rawan banjir agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, meskipun sebagain besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau.

"Dampak yang ditimbulkan dari cuaca ekstrem dapat meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang," ujarnya.

Terakhir, Andri meminta masyarakat untuk selalu memperbarui informasi melalui kanal resmi infoBMKG guna memperoleh informasi cuaca yang lebih akurat dan informasi perubahan cuaca setiap saat dengan resolusi yang lebih tinggi di setiap kecamatan. Dengan demikian, masyarakat bisa menghindari berita hoax yang tidak dapat dipertanggung jawabkan,

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...