Kebut NZE, Perbankan RI Mulai Perbaiki Sistem Pembiayaan Berkelanjutan
World Wild Fund for Nature (WWF) mencatat sebanyak 41% dari 11 perbankan di Indonesia telah melakukan penerapan three lines of defense atau tiga layer penguatan dengan menggunakan konsep berkelanjutan atau Environmental, Social, dan Governance (ESG). Meskipun progresnya dinilai baik, namun perbankan nasional masih perlu meningkatkan performanya untuk mengimplementasikan pembiayaan berkelanjutan.
Sustainable Finance Lead, WWF, Rizkia Sari Yudawinata mengatakan, data tersebut berasal dari Sustainable Banking Assesment (Susba) 2023.
"Jadi, Susba memang betul bisa digunakan untuk melihat efektifitas penerapan, tapi apakah ini valid 100 persen untuk melihat penerapan secara efektif tentu tidak karena ada beberapa faktor," ujar Rizkia dalam media breafing, Rabu (19/6).
Rizkia mengatakan, hal tersebut dapat terjadi lantaran ada beberapa bank yang belum melaporkan atau membuka kegiatannya.
Menurutnya, beberapa bank atau lembaga jasa keuangan rata-rata masih belajar untuk membuka data dengan bahasa yang sama secara konsisten dari tahun ke tahun.
Dia menilai progres 41 % bisa dikatakan cukup baik jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Pasalnya, implementasi bank berkelanjutan itu membutuhkan waktu.
Namun demikian, perbankan perlu meningkatkan performanya agar implementasi bank berkelanjutan lebih efektif. Hal itu mengingat Indonesia memiliki target net zero emission 2060 yang cukup ambisius.
"Ini baru indikasi tapi menjadi dorongan dari dua sisi, yang satu adalah sisi progres target pencapaian yang cukup ambisius, yang kedua penerapan progres yang kita lihat peningkatannya terus naik," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, data tersebut merupakan laporan dari 11 bank tersebut terdiri dari BRI, BNI, Bank Mandiri, BCA, Bank Panin, Bank Muamalat, BJB, Bank Permata, BSI, BTPN, Bank Danamon.