BMKG Modifikasi Cuaca IKN, Dukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Tia Dwitiani Komalasari
21 Juni 2024, 08:33
Tim Saintis penerbangan Smart Aviation menunjukan wilayah yang memiliki awan hujan usai menabur garam untuk modifikasi cuaca di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (15/5/2024). Tim penabur menaburkan 2 ton garam p
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/YU
Tim Saintis penerbangan Smart Aviation menunjukan wilayah yang memiliki awan hujan usai menabur garam untuk modifikasi cuaca di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (15/5/2024). Tim penabur menaburkan 2 ton garam pada Rabu (15/5/202) ke langit wilayah Sumbar di ketingggian 10-12 ribu kaki dalam kegiatan teknologi modifikasi cuaca pengendalian dampak bencana di daerah itu yang akan dilakukan hingga lima hari ke depan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan modifikasi cuaca di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN). Langkah tersebut untuk menunjang pembangunan infrastruktur IKN yang saat ini tengah dikebut pemerintah. 

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan kegiatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC)ini dilakukan untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah pembangunan IKN, Kalimantan Timur.

"OMC untuk menunjang percepatan pembangunan infrastruktur seperti pembangunan Bandar Udara VVIP IKN dan jalan tol," kata Dwikorita dikutip Jumat (21/6).

Berdasarkan analisis BMKG, wilayah Kalimantan Timur khususnya wilayah IKN diprediksi hujan kategori menengah pada Juni 2024. Curah hujan bulanan wilayah tersebut berkisar antara 200 mm sampai 300 millimeter.

Dwikorita mengatakan, modifikasi cuaca bertujuan untuk memecah awan supaya meminimalisir terjadinya hujan yang dimaksimalkan antara 13-23 Juni 2024.

Plt. Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menambahkan telah dilaksanakan total enam hari kegiatan modifikasi cuaca. Dalam kurun waktu tersebut telah dilaksanakan sepuluh sorti penerbangan penyemaian awan dengan total 21 jam 25 menit penerbangan.

"Total bahan semai yang telah digunakan untuk OMC adalah 8 ton NaCI powder dari total yang telah disiapkan sebanyak 16 ton," kata Seto.

Selama kegiatan OMC berlangsung, penyemaian awan dilakukan pada daerah yang berpotensi menyebabkan hujan di area pembangunan infrastruktur penunjang IKN.

Pemilihan wilayah penyemaian awan setiap harinya diprioritaskan pada daerah upwind atau arah datangnya angin massa udara. Hal itu bertujuan agar awan hujan tidak masuk ke daerah target, yaitu area dilaksanakannya kegiatan pembangunan.

"Daerah seeding yang telah dilakukan meliputi Selat Makasar, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser," ujarnya.

Pelaksanaan OMC didukung oleh armada pesawat Casa 212-400 dengan registrasi A-2114 milik Skadron 4 TNI AU. Tri Handoko berharap OMC akan memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat luas serta memitigasi risiko bencana yang terjadi.




Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...