Pakar Ungkap Bahaya Tambang Nikel Bagi Ekosistem Laut

Image title
27 Juni 2024, 15:27
Warga menunjukkan kerang air tawar yang didapatkannya di Sungai Konaweha, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Rabu (8/2/2023). Nelayan mengaku saat ini sulit memperoleh kerang yang dijualnya Rp10 ribu per kilogram itu disebabkan air su
ANTARA FOTO/Jojon/rwa.
Warga menunjukkan kerang air tawar yang didapatkannya di Sungai Konaweha, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Rabu (8/2/2023). Nelayan mengaku saat ini sulit memperoleh kerang yang dijualnya Rp10 ribu per kilogram itu disebabkan air sungai keruh dan bercampur dengan kiriman material lumpur pertambangan nikel.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pakar Perikanan dan Kelautan mengungkapkan dampak tambang nikel pada sedimentasi laut.  Tambang nikel juga bisa berdampak pada kesehatan masyarakat.

Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun, Muhammad Aris, mengatakan pihaknya telah melakukan penelitian berdasarkan sampling yang dilakukan pada laut di kisaran tambang nikel di Teluk Buli Halmahera Timur. Berdasarkan penelitian tersebut, tingkat sedimentasi laut sangat tinggi.

"Ketika kami melakukan sampling, itu pada kedalaman, mulai dari kedalaman 5, 7, 10, 12, sampai 17 meter itu sudah terjadi sedimentasi yang sangat tinggi sekali," ujar Aris dalam diskusi virtual, Kamis (27/6).

Aris mengatakan, sedimentasi tersebut berdampak kepada organisme biota laut yang ada di kawasan itu.  Berdasarkan hasil riset yang dilakukan, kelarutan logam di kawasan kisaran tambang sudah melewati ambang batas baku mutu.
Adapun kelarutan tambang tersebut terdiri dari jenis logam untuk besi, nikel, dan beberapa logam lainnya itu sudah di atas ambang batas.

"Nilainya itu tidak main-main itu sampai 30 kali lipat, sampai 50 kali lipat, tinggi sekali," ujarnya.

Dia mengatakan, dampak dari tingginya kelarutan logam mengarah kepada biota laut yang ada dikawasan tersebut. Akibatnya, akumulasi logam daripada beberapa organ ikan, khususnya untuk otot dan organ-organ dalam lainnya yang cukup, organ-organ penting ini, khususnya untuk organ reproduksi.

Menurut Aris, kondisi itu berdampak terhadap keberadaan biota atau sumber daya ikan yang mengalami penurunan cukup drastis. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Perikanan Kelautan di Kabupaten Halmera Timur, saat ini hanya tersisa satu kelompok nelayan yang beroperasi. 

Sementara itu, Jurnalis Mongabay, Riza Salman, menceritakan pengalamannya ketika melakukan liputan sekitar kawasan tambang nikel dirinya menemukan bahwa aktivitas daripada pertambangan nikel dapat mengancam sumber daya alam pesisir dan mengakibatkan masalah terhadap kesehatan masyarakat.

"Dulu, mereka di sini mengatakan ini seperti surga, di situlah sumber air mereka, sumber nutrisi mereka di hutan pantai, dan sumber protein mereka di perairan dangkal. Tetapi, sejak beraktifitasnya tambang itu memberi daya rusak," ujar Riza

Riza mengatakan, daya rusak daripada tambang tersebut mengakibatkan rusaknya ekosistem yang membuat berkurangnya bahkan hilangnya keanekaragaman hayati yang ada di kawasan tersebut.

"Kerang lola itu adalah satu-satunya sumber protein yang mudah mereka temui setelah mendayung perahu selama berjam-jam, itu sekitar 5 mil," ujarnya.

Berdasarkan penelitian dengan Universitas Haluleo, Riza ditemukan sampel kerang lola yang diteliti mengandung logam yang tidak sehat bagi tubuh manusia.

"Sampel lola itu kami ambil 3 sampel untuk dilakukan pengujian di Laboratorium Universitas Haluleo. Dan temuannya itu positif, mengandung kadar kadmium, di mana lola ini adalah harapan terakhir mereka untuk protein karena ikan itu sudah sangat sulit didapat," ujarnya.

Selain berdampak terhadap berkurangnya keanekaragaman hayati, pertambangan nikel juga membuat masyarakat merasakan gatal-gatal akibat sedimen rumut yang sudah menumpuk di dalam laut. Masyarakat juga mengalami masalah kesehatan serius seperti iritasi kulit dan gangguan pernapasan akibat paparan debu dan sedimen yang terbang akibat operasi tambang.

Selain itu, bagi penduduk lansia juga mengalami batu-batuk kering yang berkepanjangan akibat terpapar debu dari aktivitas tambang nikel.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...