Perdagangan Karbon PLTU Capai Rp 84 M pada 2023, Diikuti 99 Pembangkit Batu Bara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat nilai transaksi perdagangan karbon pada sektor pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara mencapai Rp 84,17 miliar pada 2023. Sekretaris Jendral Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan nilai perdagangan karbon tersebut setara dengan volume 7,1 juta ton ekuivalen karbondioksida (CO2).
Dadan mengatakan, jumlah peserta perdagangan karbon 2023 adalah 99 unit pembangkit batubara yang terhubung kepada jaringan PLN dengan kapasitas yang lebih besar atau sama dengan 100 MW. Sedangkan untuk 2024, jumlah peserta meningkat menjadi 146 unit dengan adanya tambahan kapasitas unit PLTU batubara berkapasitas lebih dari 25 MW.
"Jadi kami terus meningkatkan dari sisi peserta yang ikut di dalam perdagangan karbon secara khusus untuk pembangkit tenaga listrik," ujarnya.
Menurutnya, dengan adanya perdagangan karbon pembangkit listrik dapat menurunkan emisi gas rumah kaca lebih dari 100 juta ton ekuivalen pada 2030. Perhitungan itu trmuat dalam peta jalan perdagangan karbon subsektor pembangkit listrik yang disusun Kementerian ESDM.
Dia mengatakan, perdagangan karbon ini akan diterapkan secara bertahap ke seluruh pembangkit tenaga listrik dengan bahan bakar fosil.