Program Sabuk Hijau Nusantara Mampu Simpan 900 Kg Karbon
Platform penghitung jejak karbon, Jejakin mengatakan gerakan Sabuk Hijau Nusantara atau penanaman pohon di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah mampu menyimpan 900 kilogram karbon.
“Jika dikonversi ke dalam serapan karbonnya atau kemampuan pohon untuk menyerap karbon itu sudah sebesar 3.330 kg karbon ekuivalen,” kata Impact Manager of Jejakin Fakhri N. Syahrullah dalam acara Katadata Sustainability Action for the Future Economy atau Katadata SAFE 2024 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Kamis (8/8).
Gerakan Sabuk Hijau Nusantara merupakan kolaborasi tiga lembaga, yakni Katadata Green, situs aplikasi donasi Benih Baik, platform penghitung jejak karbon Jejakin, bersama dengan Otorita IKN.
Hingga saat ini, Gerakan Sabuk Hijau Nusantara telah menanam 6.806 bibit dari target 10.000 pohon. Pohon yang ditanam terdiri atas sepuluh spesies mulai dari bibit durian, kelengkeng, rambutan, mangga, jambu kristal, blangiran, kemiri, pohon nyatoh, dan jenis pohon-pohon lain yang berfungsi di lingkungan dan sebagai aspek konservasi.
Penanam bibit pohon ini sebelumnya sudah dilakukan di Pesantren Hidayatullah IKN, Pemaluan, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (17/1). Usai ditanam, Fakhri mengatakan Jejakin akan monitoring perkembangan pohon-pohon tersebut menggunakan platform Jejakin yang bernama Karbon Atlas.
“Dari Karbon Atlas ini kita bisa menghitung impact dari program penanaman, yaitu serapan karbonnya, lalu berapa karbon stok yang sudah tersimpan dalam pohon yang sudah ditanam”, ujarnya.
Tidak hanya Fakhri, Pimpinan Pesantren Hidayatullah Pemaluan, Ibu Kota Negara (IKN) Basri juga turut melaporkan perkembangan pohon yang ditanam dalam gerakan Sabuk Hijau Nusantara. Pohon-pohon tersebut ditanam di atas tanah wakaf dari Pesantren Hidayatullah.
“Anak-anak pesantren sudah geregetan untuk memetik, karena sudah berbuah dari hasil yang ditanam kemarin, salah satunya Jambu,” kata Basri. Basri berharap, ke depannya lebih banyak kolaborasi untuk dapat mengembangkan program semacam ini di masa mendatang.
Selain penanaman pohon yang akan dikembangkan menjadi agroforestri, program ini akan mengimplementasikan air wudhu dan rainwater harvesting, pemasangan panel surya, manajemen sampah bertanggung jawab, pertanian vertikal, dan pekarangan ramah lingkungan.