BEI: Acara Pernikahan hingga Event Perusahaan Mulai Gunakan Offset Karbon

Patricia Yashinta Desy Abigail
9 Agustus 2024, 07:07
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan mulai banyak individu yang membeli kredit karbon untuk meng-offset (mengimbangi) emisi karbon yang dikeluarkan, misalnya untuk acara pernikahan maupun acara komersial.
Katadata/Lambok Hutabarat
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan mulai banyak individu yang membeli kredit karbon untuk meng-offset (mengimbangi) emisi karbon yang dikeluarkan, misalnya untuk acara pernikahan maupun acara komersial.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Perdagangan kredit karbon di IDX Carbon saat ini tidak hanya dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan besar. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan mulai banyak individu yang membeli kredit karbon untuk meng-offset (mengimbangi) emisi karbon yang dikeluarkan, misalnya untuk acara pernikahan, acara komersial perusahaan, hingga kampanye Pemilihan Presiden.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Bursa Efek Indonesia Ignatius Denny Wicaksono mengatakan ada 168 individual dan 96 perusahaan yang sudah berpartisipasi dalam perdagangan karbon melalui berbagai kegiatan. Salah satunya adalah pembelian kredit karbon untuk pernikahan. 

''Ada wedding yang meng-offset emisi karbon dari tamu-tamu yang hadir,'' kata Denny dalam Katadata Sustainable Action for The Future Economy (SAFE) 2024 di sesi "Strengthening Indonesia's Carbon Market: Cross-Sector Strategies" di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Rabu (7/8). 

Ia menyebut semua orang bisa ikut serta dalam perdagangan bursa dengan cara masing-masing. Alhasil, aktivitas perdagangan karbon bisa merambah ke segala kalangan. 

Selain itu, Denny membeberkan kinerja dari bursa karbon yang hampir berusia satu tahun. Dia mengatakan pertumbuhan bursa karbon cukup baik. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 600 ribu ton CO2 ekuivalen yang diperdagangkan di IDX Carbon. Sementara itu, dari sisi retirement kurang lebih sekitar 400 ribu ton CO2 ekuivalen. 

Pada saat IDX Carbon diluncurkan pada 26 September 2023, jumlah peserta atau partisipan baru sebanyak 16 partisipan. Hingga akhir Juli 2024, jumlah partisipan telah bertambah menjadi 70 partisipan.

Dia juga mengungkapkan bahwa pasar karbon Indonesia menarik perhatian investor asing dari Singapura, Taiwan, serta beberapa perusahaan besar global. Mereka menjajaki kemungkinan untuk berpartisipasi di bursa karbon Indonesia.

Ia mengungkapkan potensi Indonesia dalam pasar karbon sangat besar. Indonesia merupakan saham satu negara penyumbang emisi (emitter) karbon dalam jumlah besar tetapi Indonesia juga memiliki potensi sangat besar untuk menyimpan karbon.

Saat ini, perdagangan karbon baru bisa dilakukan di pasar domestik. Denny mengungkapkan bahwa saat ini pasar karbon sukarela (voluntary carbon market) tengah lesu. Penyebabnya, permintaan terhadap kredit karbon belum stabil, kadang tinggi, kadang rendah. 

''Meskipun pasar sukarela mengalami sedikit penurunan, minat investor asing tetap tinggi, bahkan Singapura dan Taiwan sudah menunjukkan minat untuk berinvestasi. Ada juga beberapa perusahaan besar (global),''. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...