Bappenas: Nilai Tambah Ekonomi Biru US$ 1,5 Triliun per Tahun
Indonesia menyerukan komitmen negara-negara di dunia untuk bersama-sama mengembangkan ekonomi biru sebagai sumber pertumbuhan berkelanjutan di masa depan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Nasional (PPN/Bappenas) menyebut ekonomi biru berpotensi menambah nilai ekonomi lebih dari US$ 1,5 triliun (Rp 23.221 triliun) per tahun.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dalam sesi paralel tematik "Unlocking the Blue Economy for Sustainable Growth" pada High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024, di Nusa Dua, Bali pada Selasa (3/9).
Amalia menyebut ekonomi biru yang mencakup sektor-sektor kelautan seperti perikanan, energi terbarukan, dan transportasi laut juga menyerap lebih dari 30 juta lapangan kerja di seluruh dunia.
“Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi biru. Melalui inisiatif ini, kita dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi global," ujar Amalia. Menurutnya, Indonesia dan Asia siap untuk berkolaborasi dengan komunitas internasional untuk memaksimalkan potensi ekonomi biru.
Indonesia telah mengambil langkah signifikan dalam mengembangkan ekonomi biru yang berkelanjutan dengan meluncurkan Blue Economy Roadmap. Peta jalan ini mencakup berbagai inisiatif yang memastikan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, baik untuk pertumbuhan ekonomi, mata pencaharian, maupun kesehatan lingkungan.
“Ekonomi biru tidak hanya terbatas pada sektor perikanan. Peta jalan ekonomi biru Indonesia mencakup seluruh industri berbasis maritim, termasuk perdagangan, transportasi, bioteknologi, energi terbarukan, serta penelitian dan pendidikan,” ujar Amalia.
Meskipun demikian, Deputi Amalia juga mengakui beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pengembangan ekonomi biru. Tantangan tersebut antara lain penangkapan ikan berlebihan, polusi laut, dan kerusakan ekosistem. Untuk itu, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendorong praktik-praktik ekonomi biru yang lebih berkelanjutan.
Amalia menyebut Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ekonomi biru melalui kebijakan dan investasi yang tepat guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan. "Kami siap berkolaborasi dengan dunia untuk mengembangkan ekonomi biru, karena ini adalah sumber penambahan nilai dan pertumbuhan ekonomi di masa depan,” ucapnya.
Indonesia berharap dapat menjadi pemimpin dalam pengembangan ekonomi biru global. Dengan inisiatif dan komitmen yang kuat, laut bisa menjadi sumber daya yang dapat dikelola secara berkelanjutan untuk manfaat ekonomi dan lingkungan jangka panjang.
Liputan khusus Indonesia - Africa Forum 2024 ini didukung oleh: