Forum Filantropi Iklim Pertama di Asia Tenggara Percepat Solusi Krisis Iklim

Hari Widowati
6 September 2024, 16:37
Forum Filantropi Iklim Asia Tenggara, krisis iklim, ISF 2024
Dok. Forum Filantropi Iklim Asia Tenggara
Forum Filantropi Iklim Asia Tenggara merupakan kegiatan pendahuluan (pre-event) dari Indonesia International Sustainability Forum atau ISF 2024.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Lebih dari 200 perwakilan pemerintah, perusahaan swasta, organisasi masyarakat sipil, pemuda, serta lembaga filantropi iklim global dan regional di Asia Tenggara berkumpul di Forum Filantropi Iklim Asia Tenggara. Acara yang diselenggarakan oleh Bloomberg Philanthropies dan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi ini merupakan bertujuan mempercepat solusi krisis iklim.

Acara yang merupakan kegiatan pendahuluan (pre-event) dari Indonesia International Sustainability Forum atau ISF 2024 ini membahas percepatan transisi Asia Tenggara menuju masa depan yang bersih, sehat, dan sejahtera. Forum ini juga mendorong aksi kolaboratif dan solusi inovatif yang berpusat pada masyarakat.

Ada beberapa lembaga yang terlibat sebagai mitra dalam penyelenggaraan forum ini, antara lain Asia Philanthropy Circle, Clean Air Asia, ClimateWorks Foundation, International Energy Agency (IEA), Rare, Tara Climate Foundation, dan ViriyaENB. Forum yang diselenggarakan selama satu hari ini menampilkan berbagai sesi dan diskusi yang difokuskan pada tiga isu iklim penting yang dihadapi Asia Tenggara, yakni transisi energi bersih, udara bersih, dan konservasi kelautan.

"Masa depan bumi ini seringkali digambarkan secara suram akibat dampak negatif dari krisis iklim. Namun, kita masih memiliki kesempatan emas untuk mencegah terjadinya situasi yang suram tersebut, dengan membangun kolaborasi di bidang pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara, melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan filantropi iklim," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam sambutannya, Rabu (4/9).

Menurutnya, Indonesia siap berada di garis depan dari upaya kolaboratif ini karena Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah untuk energi terbarukan guna mencapai target nol emisi bersih global.

Penasihat Khusus dan Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Perubahan Iklim Selwin Hart mengatakan kebutuhan terhadap aksi iklim tidak dapat dibesar-besarkan, terutama untuk kawasan yang dinamis dan memiliki kerentanan seperti Asia Tenggara.

"Tantangan yang dihadapi kawasan ini sudah cukup teridentifikasi dengan baik, yakni memerlukan kebijakan dan regulasi yang mendukung, serta akses ke pembiayaan dan investasi yang terjangkau," ujar Hart.

Di sisi lain, peluang transisi energi, pembangunan masyarakat, serta ekonomi yang tahan iklim telah diketahui masyarakat. Peluang ini mencakup penciptaan lapangan kerja baru yang layak, udara bersih, serta keamanan dan kedaulatan energi. Hart menilai forum inovatif ini akan menjadi platform penting untuk memperkuat kolaborasi dan kerja sama antara pemerintah dan non-pemerintah.

"Forum ini menjadi bukti komitmen dan tekad kolektif Asia Tenggara untuk menghadapi perubahan iklim secara langsung, dan Bloomberg Philanthropies bangga mendukung upaya-upaya ini," ujar Ailun Yang dari Bloomberg Philanthropies.

Dengan mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan, forum ini bukan hanya mendorong kolaborasi tetapi juga memicu inovasi untuk mengembangkan solusi iklim yang berkelanjutan dan berfokus pada komunitas.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...