East Ventures Fokus Sektor Teknologi Iklim pada 2025
East Ventures, salah satu perusahaan modal ventura asal Indonesia, mengumumkan fokus strategisnya pada empat sektor utama yang akan menjadi prioritas investasi pada 2025. Salah satu dari sektor tersebut adalah teknologi iklim.
Head of Corporate Communications East Ventures, Pheseline Felim, mengatakan teknologi iklim tetap menjadi fokus penting, dengan perhatian pada optimalisasi energi terbarukan dan penghitungan karbon.
Pada bulan April 2024, East Ventures kembali meluncurkan Laporan Keberlanjutan tahunannya, yang menunjukkan upaya dan kemajuan berkelanjutan dalam mengintegrasikan kerangka kerja Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) dalam operasi perusahaan dan di seluruh ekosistem East Ventures.
Bersama dengan Kadin Indonesia, East Ventures juga meluncurkan Emission Calculator & Visualization Southeast Asia (ECOVISEA), kalkulator gas rumah kaca berbasis web gratis.
"Berkat inisiatif ini, East Ventures sekali lagi diakui dalam daftar FORTUNE Indonesia Change the World," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (7/1).
Kompetisi Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) yang sangat dinanti juga kembali hadir tahun lalu, di mana East Ventures kembali berkolaborasi dengan Temasek Foundation. Pada 2024, kegiatan ini menerima respons luar biasa dari lebih dari 500 pendaftar dari lebih dari 50 negara di seluruh dunia.
Dalam ekosistem East Ventures, perusahaan-perusahaan yang fokus pada teknologi hijau seperti Rekosistem dan Jejakin juga sedang bekerja pada masalah penting ini. Solusi sedang dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi, sejalan dengan tujuan keberlanjutan global.
Sementara tiga sektor lainnya yaitu start up berbasis keceerdasan artifisial, inovasi kesehatan, dan konsumen. Pheseline mengatakan ast Ventures memproyeksikan pertumbuhan signifikan dalam adopsi teknologi kecerdasan buatan.
Generative AI (GenAI) akan menjadi tulang punggung transformasi di berbagai industri. Pada 2025, sekitar 25 persen bisnis diperkirakan mulai mengimplementasikan agen AI, dan angka ini bisa mencapai 50 persen pada 2027.
Di sektor kesehatan, East Ventures terus mendukung pengembangan startup yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan layanan kesehatan. Melalui kolaborasi seperti Health Innovation Sprint Accelerator (HISA) 2024, perusahaan ini mendorong penggunaan AI dalam diagnosis real-time dan pengembangan perawatan yang dipersonalisasi.
Sementara di sektor teknologi konsumen, permintaan akan pengalaman belanja yang dipersonalisasi dan layanan pelanggan otomatis melalui chatbot diperkirakan akan terus meningkat. Startup seperti Cosmart, yang berada di bawah naungan East Ventures, telah menghadirkan solusi inovatif untuk meningkatkan pengalaman belanja masyarakat.
Dalam upaya untuk terus menjadi semakin baik di tahun yang baru, East Ventures berkomitmen untuk menerapkan strategi yang dapat membuat Asia Tenggara mampu memenuhi potensi ekonominya.
East Ventures memiliki kepercayaan yang besar pada kawasan ini selama lebih dari satu dekade, dan akan terus bekerja keras serta fokus untuk membuktikan bahwa Asia Tenggara dapat dipercaya untuk terus maju. East Ventures yakin bahwa dengan upaya keras, kawasan ini tidak hanya akan memenuhi komitmennya, tetapi juga muncul sebagai lambang kekuatan ekonomi di panggung global.
“Sebagai perusahaan venture capital dengan ekosistem terbesar di kawasan Asia Tenggara, East Ventures siap menyambut transisi baru dari perubahan kepemimpinan global dan mendukung aspirasi pemerintahan yang baru,” jelasnya.
Dengan pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto, yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam dua hingga tiga tahun mendatang, East Ventures optimis terhadap kebijakan yang mendukung lanskap startup Indonesia.
Perusahaan berharap dapat melihat lebih banyak kebijakan yang memperkuat ekosistem startup lokal dan memacu inovasi kreatif dari para pengusaha Indonesia.