Menu Makan Bergizi Gratis Akan Diganti dengan Pangan Lokal, Jagung hingga Sagu

Image title
17 April 2025, 07:46
Sejumlah siswa berdoa sebelum memulai menyantap makanan saat pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 4, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Aceh, Senin (14/4/2025). Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut digel
ANTARA FOTO/Ampelsa/nym.
Sejumlah siswa berdoa sebelum memulai menyantap makanan saat pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 4, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Aceh, Senin (14/4/2025). Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut digelar untuk 2.709 siswa penerima manfaat di sejumlah sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah Kota Banda Aceh.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pangan Nasional (Bapanas), menilai program makan bergizi gratis (MBG) besutan Presiden Prabowo Subianto menjadi salah satu jalan untuk mengembangkan keanekaragaman pangan lokal di Indonesia.

 Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal, mengatakan Bapanas sudah memberikan masukan kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk mengganti beberapa menu dalam program MBG dengan komoditas pangan lokal.

 “Jadi misalnya saya contohkan ada arahan pemerintah daerahnya menu  yang karbonya satu hari diganti dengan sorgum, satu hari lagi dengan jagung nah yang Papua sagu,” ujar Rinna dalam dialog Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Pangan, di Jakarta, Rabu (16/4).

 Himbauan tersebut ditujukan kepada daerah-daerah yang memiliki produksi pangan lokal. Rinna mengatakan hal tersebut dilakukan agar pemerintah daerah mengetahui potensi pangan lokal yang berada di daerahnya.

 “Jadi mereka harus mengenali potensi yang mereka miliki, jangan sampai mereka tidak tau mereka punya apa. Jadi mengenali sehingga arah kebijakanya berbasis kepada potensi yang mereka miliki,” ucapnya.

 Program MBG juga dinilai dapat menjadi pasar terhadap produk pangan lokal. Pasalnya, dengan berubahnya pola konsumsi masyarakat membuat pangan lokal seperti sorgum, ubi, ataupun jagung saat ini  kurang diminati oleh sebagian besar masyarakat.

 Meski begitu, untuk dapat merealisasikan hal tersebut pemerintah daerah harus mempertimbangkan secara matang terkait dengan ketersediaan bahan baku dan juga harga dari produk pangan lokal. Selain itu, harga pangan lokal tersebut harus sesuai dengan anggaran MBG.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...