Belanda Siapkan Investasi Proyek Penyimpanan Karbon Saat Total dan Shell Mundur


Pemerintah Belanda menyatakan akan mengalokasikan 639 juta euro (Rp 12,24 triliun, kurs Rp 19.150/euro) untuk pembangunan proyek penangkapan dan penyimpanan karbon terbesar di negara itu. Pernyataan itu disampaikan pemerintah Belanda setelah TotalEnergies dan Shell menarik sebagian dari investasi yang direncanakan di proyek tersebut.
Kedua perusahaan minyak besar tersebut memilih untuk tidak berinvestasi pada infrastruktur pipa yang diperlukan untuk menghubungkan industri ke lokasi penyimpanan di ladang gas yang sudah habis di bawah Laut Utara.
Dalam upaya untuk menjaga proyek dan target iklimnya tetap sesuai jalur, pemerintah Belanda memutuskan untuk turun tangan. Investasi pemerintah akan meminimalkan risiko bagi dua investor yang tersisa, perusahaan energi milik pemerintah EBN dan operator jaringan gas Belanda Gasunie.
"Ini menghilangkan sebagian besar risiko dalam proyek ini," kata Menteri Iklim Sophie Hermans, seperti dikutip Reuters, Jumat (25/4).
Gasunie menyatakan Shell dan Total bermaksud untuk tetap terlibat dalam mengembangkan lokasi penyimpanan dan dalam menawarkan layanan penyimpanan dan transportasi kepada klien industri.
Keputusan mereka untuk mengubah arah muncul ketika banyak perusahaan energi besar Eropa melemahkan target iklim dan target energi terbarukan mereka untuk mendapatkan kembali daya saing melawan rival AS yang tetap fokus pada minyak dan gas.
Shell dan Total tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters terkait kabar ini.
Kapasitas Penyimpanan Karbon Capai 22 Juta Ton per Tahun
Keputusan investasi final pada proyek bernama Aramis itu akan diumumkan pada 2026. Fasilitas penyimpanan karbon, dengan kapasitas tahunan 22 juta ton, diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2030.
Proyek ini diharapkan dapat membantu pemerintah Belanda mencapai targetnya sendiri untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 55% pada tahun 2030, dibandingkan dengan tingkat emisi tahun 1990.
Emisi karbon dioksida Belanda pada 2024 lalu 37% lebih rendah dibandingkan tahun 1990. Namun, penasihat iklim utama pemerintah telah memperingatkan target tahun 2030 tidak akan tercapai dengan kebijakan saat ini.
Sebagai bagian dari dorongan tambahan, pemerintah Belanda mengatakan mereka akan mengalokasikan 8 miliar euro (Rp 153,2 triliun) pada 2026 dalam bentuk subsidi untuk proyek-proyek energi berkelanjutan. Pemerintah Belanda juga akan memperkenalkan subsidi baru untuk mobil listrik. Sementara itu, industri akan menerima kompensasi atas harga energi yang relatif tinggi.