Menteri LH: Kebakaran Lahan Harus Dicegah Untuk Capai Ketahanan Pangan

Image title
19 Mei 2025, 15:10
menteri lh, ketahanan pangan
ANTARA FOTO/Aprillio Akba
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran lahan sangat diperlukan untuk dapat mendorong teracapainya program ketahanan pangan nasional.

Hanif menjelaskan kesiapsiagaan tersebut harus dilakukan oleh semua pihak baik pemerintah daerah, pemerintah pusat, dunia usaha, dan masyarakat untuk mencegah adanya kebakaran lahan.

“Pemerintah daerah dan perusahaan wajib bersatu menjaga lingkungan sekitar. Penanganan kebakaran tidak boleh hanya reaktif dan sporadis saja. Diperlukan kolaborasi aktif mulai dari pencegahan hingga pemulihan pascakebakaran. Tindakan nyata harus dimulai sebelum musim kemarau datang,” ujar Hanif dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (19/5).

Hanif mengatakan sampai dengan 16 Mei 2025 sudah terdeteksi 198 titik panas di berbagai wilayah di Indonesia. Angka tersebut mengalami penurunan hingga 62% jika dibandingkan dengan catatan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data kejadian nasional menunjukkan 167 kasus kebakaran sepanjang Januari hingga Mei, penyebarannya meliputi Aceh hingga Kalimantan Timur, termasuk Kalimantan Barat.

“Titik api berpotensi muncul kembali saat cuaca mulai kering. Kondisi ini menuntut peningkatan kewaspadaan dari semua pihak lapangan,” ujar Menteri LH.

Dia menegaskan perlunya penguatan komitmen dunia usaha perkebunan, terutama perusahaan yang beroperasi dalam Hak Guna Usaha (HGU). Pasalnya, berdasarkan data 2015 2024 menunjukkan 79 areal HGU pernah terbakar. Luas total kebakaran mencapai sekitar 42.476 hektare.

Pada beberapa lokasi mengalami kebakaran berulang tanpa penanganan tuntas  yang mengindikasikan lemahnya upaya pencegahan oleh pelaku usaha.

Sebagaimana diketahui, BMKG memprediksi kemarau akan mulai terjadi pada Juni mendatang. Wilayah Sumatera dan Kalimantan Barat masuk dalam zona waspada dini.

“Pemerintah meminta semua pihak menyusun rencana antisipasi terkoordinasi. Modifikasi cuaca dan patroli darat harus dilakukan sejak dini. Sistem deteksi dini dan pelaporan harus difungsikan optimal dan cepat. Kesiapan alat dan air pemadam wajib disiapkan sejak sekarang. Seluruh daerah rawan wajib mengaktifkan posko siaga terpadu,” ucapnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...