Suhu Panas Ekstrem Ganggu Pasokan Listrik dan Perjalanan Kereta di AS
Suhu panas ekstrem di atas 43 derajat Celcius yang melanda wilayah Timur Laut dan Midwest Amerika Serikat (AS) mengganggu pasokan listrik dan perjalanan kereta. Beberapa kereta Amtrak dihentikan dalam perjalanan atau dioperasikan dengan kecepatan lebih rendah ketika suhu udara lebih dari 35 derajat Celcius.
Amtrak mengatakan pembatasan panas diberlakukan ketika suhu udara lebih tinggi dari 35 derajat Celcius. Perusahaan ini juga mengurangi kecepatan kereta ketika suhu di rel mencapai 54 derajat Celcius.
Layanan Cuaca Nasional AS memperingatkan suhu panas ekstrem yang dimulai pada akhir pekan lalu akan terus berlanjut sepanjang minggu ini, di sebagian besar wilayah Amerika Serikat. Para pejabat Pantai Timur memperingatkan cuaca panas dan kelembaban tinggi membuat banyak tempat dapat mengalami kondisi yang “terasa seperti” suhu 43 derajat Celcius. Suhu di malam hari kemungkinan akan sedikit menurun ke level 21 derajat hingga 27 derajat Celcius.
Para ahli kesehatan mendesak para pemberi kerja untuk menyesuaikan jam kerja bagi para pekerja di luar ruangan. Hal ini memastikan mereka mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan kesempatan untuk menghidrasi tubuh, serta memantau tanda-tanda serangan panas (heatstroke) atau kelelahan.
"Ada kesenjangan antara tingkat keparahan gelombang panas sebagai risiko kesehatan masyarakat dan kesadaran masyarakat akan risiko tersebut," ujar Howard Frumkin, seorang ahli ilmu kesehatan lingkungan dan pekerjaan di University of Washington, seperti dikutip Reuters, Senin (23/6).
Departemen Kepolisian AS mengatakan mereka mengambil langkah-langkah untuk melindungi para petugas yang ditempatkan di luar ruangan. Departemen Kepolisian di Kota Raleigh, North Carolina dan di Washington D.C., mengimbau polisi yang bertugas di luar ruangan tetap terhidrasi, atau tetap berada di tempat teduh jika memungkinkan, demikian menurut departemen di kota Raleigh, North Carolina, dan ibu kota negara, Washington D.C.
Operator jaringan listrik AS mengarahkan agar pembangkit listrik siap untuk bekerja dengan kekuatan maksimum. Permintaan listrik diperkirakan akan meningkat karena masyarakat menjalankan kipas angin dan pendingin ruangan agar tetap merasa sejuk.
Di New York, suhu pada hari Selasa (24/6), diperkirakan akan mencapai 36 derajat Celcius, Suhu ini akan memecahkan rekor panas kota ini sebelumnya - yang dibuat lebih dari seabad yang lalu. Pada 23 Juni 1888, suhu udara New York mencapai 36 derajat Celcius.
Para ilmuwan telah memperingatkan cuaca ekstrem seperti itu dengan cepat menjadi kondisi normal baru. Hal ini juga sekaligus menjungkirbalikkan asumsi tentang wilayah mana yang mungkin terhindar dari perubahan iklim terburuk.
"Banyak orang bertanya, di manakah tempat yang aman? Dan jawabannya mungkin - tidak ada tempat yang aman," kata Frumkin. "Kami tidak menyangka Midwest bagian atas akan rentan terhadap suhu panas yang ekstrem."
Panasnya cuaca juga terasa di Inggris, sementara negara bagian Alaska di Kutub Utara mengeluarkan peringatan suhu ekstrem untuk pertama kalinya minggu lalu. Bulan lalu, suhu di Tiongkok juga melonjak.
Kondisi Normal Baru
Dari semua dampak cuaca yang terkait dengan perubahan iklim, panas yang ekstrem merupakan ancaman terbesar bagi kehidupan manusia. Bahkan, lebih berbahaya daripada banjir atau badai.
Tahun lalu merupakan tahun terpanas di dunia. Suhu akan terus meningkat dalam beberapa dekade ke depan karena emisi yang menyebabkan pemanasan iklim juga terus meningkat.
“Semakin panas di mana-mana,” ujar Este Geraghty, Kepala Petugas Medis dan Direktur Solusi Kesehatan di Esri, di mana ia menggunakan analisis data dan pemetaan untuk memahami bagaimana dan di mana risiko iklim berkembang dan bantuan yang paling dibutuhkan.
Menurut analisis cepat yang dilakukan tim ilmuwan Inggris, panas yang ekstrem dapat mengakibatkan ratusan kematian di seluruh Inggris pada pekan ini. Perkiraan tersebut mengikuti laporan lain, Kantor Meteorologi Inggris yang menemukan panas ekstrem saat ini sepuluh kali lebih mungkin terjadi dibandingkan beberapa dekade yang lalu.
Panas yang ekstrem dapat menimbulkan dampak ekonomi yang besar. Suhu ekstrem mengancam hasil panen, ternak, pemadaman listrik dan kebakaran hutan, serta menyebabkan gangguan pada layanan utilitas, kesehatan, atau sistem transportasi, demikian menurut sebuah laporan yang dirilis bulan ini tentang risiko asuransi oleh Swiss Re Institute.
"Gelombang panas global minggu ini membunyikan lonceng peringatan bagi masyarakat,” kata Nina Arquint, yang bekerja sebagai CEO Swiss Re Corporate Solutions untuk wilayah Inggris dan Irlandia.
“Peristiwa ini lebih berbahaya daripada bencana alam dalam hal nyawa manusia yang hilang, namun kerugian yang sebenarnya baru mulai terungkap,” kata Arquint.
