Banjir Mataram Akibat Cuaca Ekstrem, 15 Orang Luka-luka
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan banjir yang terjadi di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) disebabkan oleh cuaca ekstrem. Sekitar 4,2 miliar liter air hujan tumpah dalam waktu singkat.
"Diperkirakan volume air yang tumpah di Kota Mataram sebesar 4,2 miliar liter air pada rentang waktu kurang dari enam jam," ujar Kepala Stasium Klimatologi NTB Nuga Putrantijo, seperti dikutip Antara, di Mataram, Minggu (6/7).
Volume curah hujan yang tercatat melalui data Agroclimate/Automatic Weather Station (AAWS/AWS) dan Automatic Rain Gauge (ARG) adalah AWS Sigerongan sebanyak 111,4 milimeter, AAWS Stasiun Klimatologi NTB sebanyak 74 milimeter, dan ARG Mataram sebanyak 71,4 milimeter.
Menurut Nuga, volume tersebut masuk ke dalam kategori hujan lebat dalam skala harian (hingga 100 milimeter per hari) dan hujan ekstrem dalam skala jam (lebih dari 50 milimeter per jam).
Pada 6 Juli, berbagai kawasan di Kota Mataram dilanda banjir akibat hujan deras yang terjadi sejak siang hingga sore hari.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat menyatakan peristiwa banjir yang terjadi di Kota Mataram merendam tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sandubaya, Mataram, dan Cakranegara. Selain itu, ada enam desa atau kelurahan yang terendam banjir, yakni Swete, Bertais, Kekalik Gerisak, Pagutan Permai, Majeluk, dan Gomong.
Sebanyak 30 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Mataram
Kepala BPBD NTB Ahmadi mengatakan curah hujan yang tinggi membuat debit air sungai meningkat, sehingga meluap dan menggenangi permukiman warga. Hujan deras juga menyebabkan tembok keliling Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya roboh ke arah jalan raya.
Sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.661 jiwa terdampak bencana banjir yang melanda Kota Mataram dan sekitarnya.
"Korban luka-luka sebanyak 15 jiwa sedangkan korban mengungsi 520 jiwa. Korban meninggal dunia dan korban hilang masih dalam proses pendataan," ujar Ahmadi.
Ahmadi mengatakan saat ini kondisi sudah kondusif. "Tim gabungan bersama saat ini sedang melakukan pembersihan material sisa banjir," kata Ahmadi.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati ketika berada di luar rumah dan tidak membuang sampah ke saluran air agar tidak memicu luapan banjir saat hujan.
