Ethiopia Tawarkan Jadi Tuan Rumah COP32, Bersaing dengan Nigeria
Ethiopia menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak perubahan iklim PBB atau COP32 pada 2027 mendatang. Ini membuat Nigeria, yang ingin Kota Lagos menjadi tuan rumah, memiliki saingan.
Hampir 200 negara berkumpul setiap tahun untuk Conference of Parties (COP), negosiasi global utama antarpemerintah untuk mengatasi perubahan iklim.
Ethiopia mengusulkan ibu kotanya, Addis Ababa, untuk menjadi tuan rumah COP32 nanti. “Kami memiliki kapasitas, fasilitas, lokasi, dan konektivitas untuk menyelenggarakan KTT iklim yang sangat dinantikan,” kata Presiden Ethiopia, Taye Atske Selassie, di sebuah acara PBB di Addis Ababa, Rabu (3/9), seperti dikutip Reuters.
COP diselenggarakan secara bergilir di berbagai kawasan dunia. Sebanyak 54 negara anggota kelompok regional Afrika di PBB harus memutuskan siapa yang akan menjadi tuan rumah COP32 pada 2027 dengan suara bulat.
Lokasi pertemuan puncak COP biasanya disepakati terlebih dahulu lebih dari setahun sebelumnya. Jadi, negara tuan rumah dapat bersiap menerima puluhan ribu delegasi.
Saat ini, Australia dan Turki tengah bersaing untuk menjadi tuan rumah COP31, pada 2026 mendatang.
Dorong Aksi Hadapi Perubahan Iklim
Memimpin pertemuan puncak COP memberi suatu negara peran kunci dalam memandu negosiasi dan kesempatan untuk mendorong prioritasnya.
Negara-negara Afrika telah lama menuntut agar pertemuan COP menghasilkan kesepakatan keuangan yang lebih kuat, untuk membantu mereka beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Bantuan ini sekaligus memudahkan mereka mengakses modal untuk proyek energi bersih.
Menjadi tuan rumah juga dapat meningkatkan pengawasan terhadap industri-industri pemicu polusi, serta upaya negara tersebut dalam menghadapi perubahan iklim.
Dikutip dari Reuters, Ethiopia adalah negara pertama yang melarang impor kendaraan non-listrik sebagai bagian dari mencapai target emisi nol bersih pada 2050.
Menurut International Energy Agency (IEA), seluruh listrik di Ethiopia dihasilkan oleh energi terbarukan sejak 2022. Akan tetapi, sebagian besar bauran energinya berasal dari pembakaran biofuel dan limbah.
