Target Pengurangan Emisi Cina Dinilai Kurang Ambisius
Cina telah mengumumkan akan memangkas emisi gas rumah kaca 7-10% dari puncaknya, hingga 2035 mendatang. Akan tetapi, para analis menilai target negara penghasil karbon terbesar di dunia ini kurang ambisius dan terlalu mudah tercapai.
Hal tersebut disampaikan Penasihat Kebijakan Global untuk Greenpeace Asia Timur, Yao Zhe. Ia juga mengomentari target peningkatan kapasitas tenaga angin dan surya Cina menjadi 3.600 Gigawatt (GW) pada 2035.
"Jika ekspansi energi angin dan surya berlanjut pada laju saat ini, total instalasi akan melampaui 3.000 gigawatt pada 2030 dan mencapai 4.500 gigawatt pada 2035,” kata Yao, dikutip dari Reuters pada Jumat (26/9).
Tahun lalu, Cina bahkan mencapai target meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya menjadi 1.200 gigawatt enam tahun lebih cepat dari jadwal. Ini menunjukkan apa yang disampaikan analis, Cina membuat target yang jelas dapat dipenuhi.
Komentar serupa juga disampaikan Komisioner Iklim Uni Eropa, Wopke Hoekstra. “Ambisi ini jelas mengecewakan, mengingat pengaruh Cina sangat besar, pencapaian tujuan iklim dunia menjadi jauh lebih menantang,” kata Hoekstra.
Target tersebut merupakan pertama kalinya Cina menjanjikan pengurangan emisi. Akan tetapi, angkanya jauh lebih rendah dari perkiraan para pengamat, yaitu memangkas 35% emisi hingga 2035. Angka ini disebut paling ideal untuk membatasi pemanasan global 1,5 derajat celsius.
Peningkatan Energi Terbarukan Cina
Target peningkatan energi terbarukan Cina 3.600 gigawatt enam kali lipat lebih tinggi daripada pencapaiannya pada 2020. Meskipun demikian, para analis menilai perlu peta jalan lebih jelas untuk mencapai kemajuan tersebut.
Peneliti Senior Oxford Institute untuk Energy Studies, Anders Hove, menilai tantangan energi terbarukan Cina bukan berasal dari kapasitas, tapi melonjaknya tingkat pembatasan.
Pembatasan terjadi saat pengelola jaringan membatasi daya yang masuk jaringan. Ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan permintaan atau karena kendala infrastruktur.
Menurut Hove, Cina harus lebih fokus memastikan energi terbarukan masuk ke jaringan listrik, menggantikan listrik dari batu bara dan gas.
