IWGFF Temukan Celah Greenwashing dalam Laporan Keberlanjutan Perbankan

Ajeng Dwita Ayuningtyas
15 Desember 2025, 17:55
IWGFF, pembiayaan berkelanjutan, ESG, perbankan
Vecteezy.com/Witsanu Singkaew
Hasil Indeks Investasi Hijau III 2025 oleh Indonesian Working Group on Forest Finance (IWGFF) menunjukkan adanya kenaikan kinerja environmental social and governance (ESG) pada 13 bank nasional dan asing.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Hasil Indeks Investasi Hijau III 2025 oleh Indonesian Working Group on Forest Finance (IWGFF) menunjukkan adanya kenaikan kinerja environmental social and governance (ESG) pada 13 bank nasional dan asing. Namun, pemantauan di lapangan justru memperlihatkan indikasi praktik greenwashing. 

Selain menilai kinerja ESG melalui laporan berkelanjutan dan laporan tahunan perbankan, IWGFF melakukan pengamatan langsung pada proyek-proyek investasi perbankan di lapangan, di antaranya di Jambi, Gorontalo, dan Kalimantan Timur.

“Kami temukan masih ada perusahaan-perusahaan investasi di lapangan yang didukung perbankan, justru kita kategorikan merusak lingkungan,” kata peneliti IWGFF, Marius Gunawan, dalam peluncuran Indeks Investasi Hijau III 2025, di Jakarta, Senin (15/12). 

Meskipun begitu, Marius mengakui pengamatan ini masih terbatas, sebab belum ada data lengkap bank mana saja yang mendanai aktivitas ekstraktif, maupun berapa banyak jumlahnya.

Kerusakan lingkungan yang dimaksud tertuju pada deforestasi dari aktivitas ekstraktif, seperti pertambangan. Menurutnya, salah satu faktor munculnya greenwashing lantaran fokus utama perbankan pada kebutuhan investasi. 

“Laporan tahunan atau sustainability report, salah satu tujuan utama mereka memberi laporan itu adalah untuk investor,” lanjut Marius. 

Di sisi lain, masih banyak pelaksanaan ESG yang tidak disertai verifikasi independen, sehingga rentan menciptakan greenwashing. IWGFF menilai perlu ada transparansi kredit sektor berisiko tinggi, termasuk laporan berkala yang bisa diakses publik untuk mengawasi penyaluran pembiayaan hijau. 

Upaya lain yang ditawarkan untuk menciptakan ekonomi hijau adalah menghentikan pembiayaan baru untuk aktivitas tidak berkelanjutan, menjadikan risiko lingkungan sebagai komponen penting anti money laundering (AML), serta percepatan penerapan Taksonomi Hijau Indonesia.

IWGFF sekaligus menekankan penerapan free prior and informed consent atau persetujuan awal tanpa paksaan dan berdasarkan informasi, khususnya yang terkait masyarakat adat. 

Kinerja Laporan ESG Meningkat

Sementara itu, kinerja ESG secara tertulis di laporan menunjukkan peningkatan. Bank nasional bahkan melampaui kinerja bank asing jika dibandingkan dengan Indeks Investasi Hijau pada 2018 lalu. 

Penilaian ini berdasarkan pada lima prinsip, yaitu pengelolaan risiko, pengembangan sektor ekonomi prioritas berkelanjutan, tata kelola lingkungan sosial dan pelaporan, peningkatan kapasitas dan kemitraan kolaboratif, serta rencana aksi keuangan berkelanjutan. 

Ada 41 sub-indikator yang digunakan IWGFF untuk menilai kualitas dan implementasi ESG. Selain itu, diskusi dengan organisasi masyarakat sipil, regulator, serta akademisi juga dilakukan sebagai sumber data. 

Hasilnya, dari 13 bank yang dinilai, sembilan di antaranya tergolong sangat bagus, yaitu PT Bank Panin Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan SMBC. Selanjutnya, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), PT Bank Danamon Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Kemudian, PT Bank OCBC Tbk, Bank DBS Indonesia, dan Permata Bank tergolong bagus, disusul Citibank di posisi terbawah. 

Peningkatan laporan ESG perbankan antara lain didorong peran regulasi di sektor perbankan. “Setelah ada regulasi (Taksonomi Keuangan Hijau) dan Otoritas Jasa Keuangan membangun sistem, bank nasional mendapat nilai lebih baik,” kata Marius.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ajeng Dwita Ayuningtyas

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...