Sulit Dapat Pendanaan, Pelaku Usaha Mulai Beralih ke Pembangkit EBT

Image title
22 Februari 2019, 11:12
Pembangkit Listrik
Arief Kamaludin|KATADATA

Asosiasi Pembangkit Listrik Swasta Indonesia (APLSI) mengatakan bahwa dalam kurun waktu 1-2 tahun terakhir, perusahaan swasta mulai kesulitan mendapatkan pendanaan dari perbankan asing. Sedangkan, untuk perbankan dalam negeri belum terbiasa memberikan pinjaman untuk infrastruktur.

Kesulitan pendanaan ini membuat pelaku usaha mulai melirik bisnis energi baru terbarukan (EBT). Ketua Umum APLSI Arthur Simatupang menjelaskan pinjaman untuk pembangunan pembangkit EBT lebih memiliki banyak peluang walaupun biayanya yang tinggi.

"Jadi yang mau saya sampaikan, pinjaman penuh untuk pembangkit batu bara ini makin sempit. Kami tertarik berkiprah ke EBT," kata dia, di Jakarta, Kamis (21/2). (Baca: 4 Penyebab Pelaku Usaha Energi Terbarukan Sulit Dapat Pendanaan)

Biaya pembangunan pembangkit EBT saat ini memang masih cukup mahal. Perbandingannya, biaya pembangkit fosil sekitar US$ 1,7 juta, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) US$ 3,5 juta. Sedangkan, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) US$ 6 juta.

Namun, Arthur memastikan biaya investasi pembangkit EBT kedepannya akan mengalami penurunan. Apalagi, pembangkit EBT tidak memerlukan biaya belanja operasional (opex). "Beberapa teknologi untuk pembangkit EBT turun. Tapi opex dari EBT full zero," kata dia.

(Baca: PLN Tambah Pembangkit Energi Terbarukan 736 MW Tahun Ini)

Adapun, APLSI merupakan asosiasi yang beranggotakan 48 perusahaan energi, seperti PT Adaro Energy, PT Medco Energi Internasional Tbk. Perusahaan yang ada didalam asosiasi ini awalnya merupakan perusahaan pertambangan dan hulu minyak dan gas (migas).

Namun, pada masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), Produsen Listrik Swasta (Independent Power Producer/IPP) diperbolehkan berpartisipasi untuk masuk dalam industri ketenagalistrikan. Ini disambut baik oleh industri energi untuk mendiversifikasikan sektor usahanya.

"Jokowi gelar karpet merah selebar-lebarnya untuk partisipasi swasta masuk di ketenagalistrikan. Kami sambut itu suatu gong," kata Arthur. (Baca: Sistem Kelistrikan Tetap Kompetitif meski Bauran Energi Baru EBT 43%)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...