Mercedes-Benz Akan Produksi Mobil Listrik di Tiongkok
Raksasa otomotif asal Jerman, Daimler, akan memproduksi mobil listrik Mercedes-Benz di Tiongkok. Ekspansi ini juga sejalan dengan rencana perusahaan untuk membuat proses produksinya menjadi netral karbon mulai 2022.
Chief Executive Officer Daimler Ola Kallenius mengatakan kawasan Asia memiliki potensi penjualan kendaraan listrik (EV) yang menjanjikan.“Kami berada di jalur menuju kendaraan bebas emisi karbon dan Tiongkok sebagai pasar terbesar akan memainkan peran besar pula dalam hal ini,” katanya, Rabu (9/12).
Dalam tiga tahun ke depan, perusahaan akan melakukan industrialisasi kendaraan listrik di Tiongkok. “Bukan hanya berbasis baterai, tapi juga plug-in hybrid dengan daya jelajah lebih baik,” ucap Kallenius.
Perusahaan asal Stutgart yang didirikan oleh Carl Benz tersebut merupakan yang pertama mematenkan mobil bertenaga bensin di 1886. Kondisinya sekarang, menurut Kallenius, telah berubah karena pandemi Covid-19.
Upaya banyak negara untuk bertransisi ke energi baru terbarukan menjadi langkah besar seiring dengan pemulihan ekonomi. “Saat ini adalah tahun yang kuat dengan kondisi tidak biasa. Kami ingin mengambil momentum di 2021,” ucapnya.
Kallenius berpendapat, pemulihan ekonomi di Asia, terutama Tiongkok, telah membantu perusahaan untuk mengakselerasi bisnisnya. Daimler sempat melakukan penghentian operasi pada paruh pertama tahun ini karena tingginya angka penularan kasus Covid-19.
Namun, pada paruh kedua perusahaan akhirnya melihat titik terang ketika pasar Tiongkok mulai pulih. “Sekarang kami telah tumbuh dua digit dalam enam bulan berturut-turut,” ucapnya. Untuk mewujudkan rencana tersebut, Daimler akan bergabung dengan perusahaan milik pemerintah setempat, Beijing Automobile Group Co Ltd (BAIC).
Daimler bukan perusahaan otomotif asing pertama yang membangun pabrik mobil listrik di Tiongkok. Sebelumnya, perusahaan Amerika Serikat besutan miliarder Elon Musk, Tesla, telah mendirikan pabrik super jumbo alias gigafactory khusus mobil listrik di Shanghai.
Tesla mendirikan pusat produksinya di sana karena Tiongkok menjadi pusat penjualan mobil ramah lingkungan. The Economist Intelligence Unit (EIU) dalam risetnya berjudul Industries in 2020 menuliskan, Negeri Panda akan menjadi pasar terbesar mobil listrik dunia. Sebanyak 1,39 juta unit yang akan terjual tahun ini.
Lalu, Elektrek.co mencatat penjualan mobil listrik Tesla merupakan yang tertinggi dari kuartal pertama hingga ketiga 2020. Angkanya di 316.820 unit. Perusahaan menguasai 18% pasar dunia. Di posisi berikutnya adalah Volkswagen dengan penjualan 113.091 unit atau 6% penjualan global.
Mercedes-Benz Berkomitmen Pabriknya Bebas Karbon Mulai 2022
Anak usaha Daimler, Mercedes-Benz, berjanji akan mewujudkan proses produksi yang netral karbon mulai 2022. Langkah ini merupakan bagian dari Ambition 2039, yaitu memproduksi mobil baru yang bebas emisi dalam waktu kurang dari dua dekade. Untuk produksinya, perusahaan menargetkan 50% dari penjualannya berupa kendaraan plug-in hybrid atau listrik pada 2030.
Anggota Dewan Manajemen Daimler AG dan Mercedes-Benz AG Markus Schäfer mengatakan selambat-lambatnya mulai 2039 hanya bahan produksi netral karbon yang masuk ke pabrik perusahaan. Pemasok bahan baku yang menolak menandatangani surat kesepakatan tidak akan diperhitungkan lagi untuk mendapat kontrak baru.
Mercedes-Benz juga akan memperhatikan bahan dan komponen yang tinggi emisinya. Termasuk di dalamnya sel baterai, baja, dan aluminium. Komponen ini menyumbang sekitar 80% emisi karbondioksida dalam rantai pasokan kendaraan listrik.
Perusahaan telah mendapat komitmen dari pemasok sel baterai, yaitu CATL (Contemporary Amperex Technology Co Ltd) asal Tiongkok dan Farasis Energy dari Amerika Serikat. Kedua perusahaan berjanji memproduksi baterainya memakai listrik dari energi baru terbarukan, seperti tenaga air, angin, dan matahari. Langkah ini berhasil mengurangi jejak karbon dari produknya hingga 30%.