Cina Rajai Pembangkit Listrik Angin Lepas Pantai Global, Kuasai 30 GW
Cina saat ini merajai pembangkitan listrik tenaga angin lepas pantai global. Kapasitas tenaga angin lepas pantai yang terpasang di negeri Panda ini mencapai sekitar 30 gigawatt (GW) sekitar separuh dari total kapasitas global.
Dengan begitu, industri tersebut diprediksi akan memainkan peran penting dalam mencapai tujuan netralitas karbon pada 2060. Melansir CGTN News, kapasitas pembangkit listrik tenaga angin atau bayu (PLTB) lepas pantai Cina meningkat signifikan dalam 10 tahun terakhir.
Pada 2012, Cina hanya memiliki kapasitas sekitar 390 megawatt (MW). Namun setelah satu dekade pembangunan, negara ini sekarang memiliki kapasitas lebih dari 30 GW. Jumlah ini adalah sekitar setengah dari total global, yang berarti Cina memiliki kapasitas lebih besar daripada gabungan semua negara lain.
Salah satu PLTB lepas pantai Cina di Provinsi Fujian, memiliki hub roda setinggi 146 meter. Baling-baling turbin angin lepas pantai tersebut, bahkan dapat menyapu area seluas sekitar 50.000 meter persegi, setara dengan tujuh lapangan sepak bola standar jika disatukan.
Selain itu, output tahunan rata-rata dari turbin tersebut adalah lebih dari 66.000 megawatt jam, yang cukup untuk menyuplai listrik kepada 36.000 rumah tangga beranggotakan tiga orang selama satu tahun.
Menurut seorang ahli tenaga angin China Renewable Energy Society Qin Haiyan, biaya untuk menghasilkan listrik dengan ladang angin lepas pantai semakin berkurang. Hal ini karena biaya tersebut akan sama murahnya dengan sumber listrik lainnya pada 2025.
"Saat ini, biaya rata-rata telah berkurang menjadi sekitar 0,33 yuan per kWh," kata Qin kepada Kantor Berita Xinhua, dikutip dari CGTN News, Jumat (11/10). "Terlebih lagi, Cina hanya memanfaatkan kurang dari 1,1% dari total potensi angin lepas pantai."
Disisi lain, Cina juga telah merencanakan serangkaian pembangkit listrik berkapasitas 10.000 MW di lepas pantai Provinsi Shandong, Semenanjung Yangtze, dan daerah lainnya. Hal itu bertujuan untuk menghasilkan lebih banyak energi bersih demi mencapai target netralitas karbon di negara tersebut.
Pada paruh pertama tahun ini, pembangkit listrik tenaga angin dan surya Cina menghasilkan listrik 560 miliar kWh. Capaian tersebut menjadikan suplai listrik angin lebih tinggi untuk pertama kalinya dari kapasitas produksi gabungan bendungan pembangkit listrik tenaga air sejumlah 450 miliar kWh untuk pertama kalinya.
Besaran pembangkit listrik angin dan air menjadi gambaran transisi energi di Cina berjalan progresif. Namun pembangkit dan produksi berbahan bakar batu bara masih cenderung meningkat setidaknya untuk beberapa tahun ke depan.
Hal itu karena ketergantungan negara pada unit berbahan bakar batu bara dan kebutuhan untuk memenuhi pertumbuhan beban listrik yang cepat.