Menteri Basuki Sebut Bendungan Solusi Efektif Atasi Perubahan Iklim
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebutkan pembangunan bendungan dan embung merupakan tindakan nyata untuk mengatasi ancaman perubahan iklim. Ia menyebut bendungan atau embung menjadi solusi untuk tampungan air (reservoir).
"Untuk menghadapi ancaman perubahan iklim (climate change) Pemerintah Indonesia harus memperbanyak tampungan air (reservoar), baik itu embung maupun bendungan. Kami utamakan bendungan agar di saat kemarau masih ada cadangan air yang cukup besar," ujar Basuki di Jakarta, Minggu (26/11).
Menurut Basuki selama ini pembangunan bendungan dan embung di berbagai wilayah Indonesia dalam rangka sebagai infrastruktur tampungan air. Basuki menyebut saat ini jumlah bendungan di Indonesia masih jauh jika dibandingkan negara lain seperti Korea Selatan dan China.
"Kita sebagai negara kepulauan besar harus juga berpikir besar (think big) untuk terus menambah jumlah tampungan air,” ujar Basuki.
Ia mengatakan saat ini pemerintah China hingga akhir 2022 telah memiliki sekurangnya 98.000 bendungan. Selanjutnya Korea Selatan mempunyai sekitar 18.000 bendungan. Sementara itu, Indonesia menurut Basuki baru memiliki 300 bendungan.
Selain itu, Basuki juga menyatakan pentingnya memperhatikan dan memodifikasi desain bendungan agar dapat berfungsi optimal dalam pemanfaatan air, baik di musim kemarau dan hujan. "Tidak kalah penting adalah memperbarui desain bendungan, dimana semua bendungan harus punya pintu air agar dapat dioperasikan optimal dalam musim hujan dan kemarau," katanya.
Lebih jauh Basuki mengatakan Kementerian PUPR terus mengutamakan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di berbagai infrastruktur. Ia mencontohkan pembangkit listrik tenaga surya terapung (floating solar energy) bisa memanfaatkan 20 persen luas permukaan genangan bendungan.
“Terdapat potensi tenaga listrik sebesar 4.800 Megawatt (MW) dari floating solar energy, dari seluruh bendungan yang ada," kata Basuki.
Selain itu, Kementerian PUPR juga telah memanfaatkan 23 bendungan eksisting yang dibangun oleh Kementerian PUPR sebagai pembangkit listrik tenaga air. Meski begitu ia menyebut kapasitas listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air baru berkisar 9 persen dari seluruh jenis pembangkit listrik di Indonesia yang dihasilkan.