Iklim dan Transisi Energi Belum Jadi Isu Utama Capres-Cawapres 2024
Riset Yayasan Indonesia CERAH dan Markdata menunjukkan isu iklim dan transisi energi belum menjadi isu utama yang diusung oleh ketiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dalam Pemilu 2024. Hal ini terlihat dari inkonsistensi seluruh pasangan dalam isu yang diangkat.
Faisal Arief Kamil, CEO Markdata, mengatakan secara umum ketiga pasangan capres-cawapres sudah membicarakan isu mengenai iklim dan transisi energi. Hal ini terpantau melalui pemberitaan di media maupun di dalam dokumen visi dan misi masing-masing kandidat.
"Meski sudah dibicarakan, isu iklim dan transisi energi belum menjadi konsen utama yang diangkat ketiga pasangan. Terdapat gap antara yang banyak disebut dalam pemberitaan dengan yang tercantum dalam dokumen visi dan misi," ujar Faisal dalam "Diskusi Rekam Jejak Capres-Cawapres 2024 dalam Isu Iklim dan Transisi Energi", di Jakarta, pada Rabu (20/12).
Yayasan Indonesia CERAH dan Markdata menggunakan metode analisis konten dengan menggunakan big data yang membandingkan informasi dari setiap pernyataan yang dikemukakan para capres-cawapres 2024 dalam pemberitaan, visi-misi, dan postingan di media sosial Instagram mengenai isu krisis iklim dan transisi energi. Data dikumpulkan dari 10 situs berita online terkemuka. Riset ini juga mengambil data dari akun Instagram resmi masing-masing kandidat capres-cawapres 2024 dan dokumen resmi visi-misi.
Rentang periode penarikan data penelitian ini berlangsung selama satu tahun. Periodenya mulai dari 25 Oktober 2022 hingga 25 Oktober 2023. "Data yang terkumpul diolah menggunakan tools Phyton untuk melakukan analisis data, karena didukung berbagai pustaka yang tersedia, seperti Pandas untuk pengolahan data, Matplotlib, dan Seaborn untuk visualisasi data, serta NLTK dan Scikit-learn untuk analisis teks dan machine learning," ujarnya.
Analisis dengan Pembobotan Keyword
Riset ini menggunakan teknik analisis "pembobotan keyword" dengan klasifikasi kata kunci ke dalam tiga kategori: basic, moderate, dan advance. Basic berarti kata kunci dalam kategori ini dikenal luas oleh publik.
Moderate berarti kata kunci dalam kategori ini lebih dikenal oleh kelompok tertentu dan berkaitan dengan aspek-aspek khusus dari isu krisis iklim dan transisi energi. Sementara itu, advance berarti kata kunci dalam kategori ini bersifat teknis dan tidak umum diketahui oleh publik.
Al Ayubi, Just Energy Transition Associate CERAH, mengatakan di antara ketiga pasangan kandidat capres-cawapres 2024, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tercatat paling sering membicarakan isu iklim dan transisi energi. Hal ini terlihat dalam pemberitaan di media massa (585 temuan) maupun dokumen visi dan misi (64 temuan). Meski begitu, bobot narasi kedua isu tersebut sebagian besar masuk kategori basic, seperti "kendaraan listrik", "polusi udara", dan "kualitas udara".
Sebaliknya, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah yang paling sedikit membicarakan isu iklim dan transisi energi. Hal ini terlihat dari pemberitaan media massa (75 temuan) maupun dokumen visi dan misi (20 temuan).
Pasangan ini sering menyebutkan isu "kendaraan listrik" dan "PLTS". Sementara itu, dalam visi dan misi mereka menyebut "ekonomi hijau" dan "perubahan iklim". Kata kunci yang paling banyak ini masuk ke dalam kategori basic-moderate.
Pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD memiliki bobot narasi yang moderate dalam membicarakan isu iklim dan transisi energi jika dibandingkan dengan kedua pasangan calon lainnya. Isu "PLTS" menjadi yang paling banyak disebut dalam pemberitaan sedangkan "ekonomi hijau" terbanyak muncul dalam visi misi. Kedua kata kunci ini menjadikan pasangan nomor urut 3 memiliki bobot moderate paling besar jika dibandingkan dengan kedua pasangan lainnya.
Dari hasil analisis tersebut, Yayasan Indonesia CERAH dan Markdata menyimpulkan bahwa isu yang banyak dibicarakan ketiga capres-cawapres bukan topik kategori advance. "Hal ini menunjukkan kurangnya artikulasi dan pendekatan yang solutif oleh masing-masing pasangan terkait isu iklim dan transisi energi," ujar Arief.