Eropa Didesak Setop Bahan Bakar Fosil, Pengurangan Emisi Belum Optimal
Dewan Penasihat Sains Uni Eropa tentang Perubahan Iklim merekomendasikan agar kawasan tersebut mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 90%-95% pada 2040 dibandingkan dengan 1990. Uni Eropa juga direkomendasikan untuk menghapus bahan bakar fosil secepat mungkin.
Ilmuwan mengatakan, langkah ini perlu dilakukan untuk menjaga pemanasan global tidak melebihi 1,5° C. “
"Alasannya jelas. Krisis iklim ada di sini dan sekarang. Kita mungkin mengalami tahun terhangat dalam sejarah manusia,” kata Dewan Penasihat Sains UE, dikutip dari phys Jumat (5/1),
Dalam laporannya, Dewan Penasihat Sains UE menuturkan lautan dengan suhu terpanas dalam sejarah mengakibatkan banjir di wilayah Cina, Yunani, Slovenia, dan Norwegia.
Kebakaran hutan juga melanda Eropa Utara pada libur musim panas dan menghancurkan Pulau Maui Hawaii. Pendaki di Texas dan ayam di Inggris meninggal karena cuaca yang sangat panas disana.
Menurut Global Carbon Project, emisi karbon dari produksi energi dan semen mencapai rekor 37 miliar ton pada tahun. Akibatnya, kita akan melewati 1,5°C sekitar tahun 2030.
Pengurangan Emisi Uni Eropa Tidak Cukup Cepat
Kepresidenan Ursula van der Leyen telah melakukan banyak hal untuk upaya UE untuk melindungi iklim. Target Uni Eropa dan Norwegia untuk 2030 adalah mengurangi emisi sebesar 55% dari tingkat 1990.
Uni Eropa telah mencapai pengurangan 32% pada 2021, tetapi Norwegia hanya sebesar 4%. Undang-Undang Iklim Uni Eropa 2021 mengharuskan kawasan tersebut menetapkan target emisi untuk 2040 dan menyiapkan anggaran akumulasi emisi untuk periode 2030-2050.
"Ini adalah tujuan di mana kebijakan masa depan dalam industri, energi, transportasi, dan pertanian akan diatur. Norwegia berkewajiban untuk mengikuti aturan UE di beberapa bidang kebijakan ini dan di masa lalu juga memilih untuk menetapkan target emisi yang sama," tulis laporan tersebut.
Dewan Penasihat Iklim UE yang merujuk dalam Undang-Undang Iklim, saat ini telah mengajukan proposal untuk target 2040 dan anggaran emisi untuk 2030-2050. Dewan juga telah mempertimbangkan bagaimana anggaran emisi global sebesar 350 miliar ton dapat didistribusikan secara adil di antara delapan miliar penduduk dunia, dan kelayakan pengurangan emisi.
Kerangka Kerja Pengurangan Emisi PBB
Perjanjian Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dari 1992 telah menetapkan pedoman untuk distribusi pengurangan emisi yang adil. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk mengurangi emisi.
Para filsuf dan peneliti telah mengerjakan prinsip distribusi yang berbeda dan menyelidiki apa artinya ini bagi distribusi anggaran emisi global. Semua prinsip berdasarkan emisi historis menunjukkan bahwa negara-negara kaya dan Cina telah menggunakan bagian mereka dari anggaran emisi, dan bahkan lebih.
“Hanya jika kita mengabaikan siapa yang bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca di masa lalu, negara-negara Eropa masih diizinkan untuk mengeluarkan lebih banyak emisi. Dengan kata lain, Uni Eropa dan Norwegia harus mengurangi emisi mereka menjadi nol secepat mungkin dan mempersiapkan penghapusan karbon setelahnya,” kata profesor ekologi industri di Norwegian University of Science and Technology Edgar Hertwich dikutip Jumat (5/1).
Perubahan Teknologi dan Sosial Memungkinkan Pengurangan Emisi Cepat
Model energi dan iklim global yang digunakan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) telah lama berjuang untuk menemukan langkah-langkah yang mengurangi emisi cukup cepat untuk membatasi pemanasan hingga 1,5°C.
Tetapi tidak ada yang memprediksi bahwa energi matahari dan angin akan menjadi sangat murah. Selain itu mobil listrik dapat bersaing dengan kendaraan bertenaga fosil begitu cepat, dan negara-negara berkembang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dengan penggunaan energi yang relatif lebih sedikit daripada negara-negara kaya.
Dewan penasihat telah memeriksa dua ribu skenario emisi yang berbeda dari banyak model. Tiga skenario dipilih sebagai contoh. Skenario ini sekarang berfungsi sebagai dasar kami untuk menganalisis pengurangan emisi yang diperlukan di berbagai sektor ekonomi:
Skenario fokus permintaan: Pengurangan terbesar dalam permintaan energi dan perkembangan pesat energi terbarukan.
Skenario terbarukan tinggi: Elektrifikasi penggunaan energi tercepat, banyak bioenergi dengan penangkapan dan penyimpanan CO2.
Skenario pilihan ganda: Pengembangan tenaga nuklir dan energi fosil dengan penangkapan dan penyimpanan CO2, hidrogen sebagai pembawa energi.
Pengurangan 90%–95% pada tahun 2040 dibandingkan dengan tahun 1990 adalah target iklim yang sulit. Tetapi jika kita mengurangi lebih sedikit, maka kita akan memperbesar melewati 1.5° C.
Analisis skenario menunjukkan bahwa ada berbagai cara untuk mencapai target 1.5°C. Skenario yang mencapai target 1,5°C melibatkan penghapusan radikal sumber energi fosil dan ekspansi cepat energi matahari dan angin.
Semua skenario melibatkan pengurangan konsumsi daging dan layanan transportasi, percepatan pengembangan tenaga terbarukan, penggunaan tenaga nuklir, penangkapan dan penyimpanan karbon, dan hidrogen, tetapi dalam komposisi dan ruang lingkup yang berbeda.
Dalam skenario yang mencapai target 1,5°C, emisi pada 2040 hanya 5%-10% dari emisi pada 1990. Akumulasi emisi gas rumah kaca UE antara tahun 2030 dan 2050 adalah 11-14 miliar ton.
Ini tidak lebih dari empat tahun dari emisi tahunan saat ini sebesar 3,5 miliar ton per tahun. Setelah 2050, UE harus menghilangkan beberapa karbon dioksida dari atmosfer untuk menyembuhkan dosa-dosa lama.
Dewan penasihat mengatakan akan sulit untuk menghentikan emisi nanti, sementara pada saat yang sama kita berjuang melawan konsekuensi dari krisis iklim, seperti arus pengungsi, banjir, dan gelombang panas.
“Kita harus menghentikan emisi. UE berada di jalur yang benar, dan tujuan yang diusulkan oleh Dewan dapat dicapai, tetapi membutuhkan laju perubahan yang lebih cepat," kata ucap profesor ekologi industri di Norwegian University of Science and Technology Edgar Hertwich.
"Norwegia adalah ilustrasi yang bagus bahwa tidak semua negara memiliki posisi yang baik seperti UE,” ucap Hertwich.