Joe Biden Didesak Larang Kendaraan Listrik Buatan Cina Masuk ke AS
Ketua Komite Perbankan Senat Amerika Serikat (AS) Sherrod Brown mendesak Presiden Joe Biden untuk memblokir secara permanen kendaraan listrik (EV) buatan Cina untuk beredar di pasar mobil AS. Menurutnya, kendaraan listrik buatan Cina dapat mengancam eksistensi industri otomotif AS.
Sebelumnya, anggota parlemen AS yang lain telah menyerukan agar pemerintah mengenakan tarif bea masuk yang tinggi untuk menjaga agar kendaraan listrik Cina tidak masuk ke pasar Amerika. Pada Februari lalu, Gedung Putih juga mengatakan AS membuka penyelidikan tentang potensi mobil Cina terhadap risiko keamanan nasional AS.
“Kami tidak bisa membiarkan Cina membawa kecurangan yang didukung pemerintah ke dalam industri otomotif Amerika,” kata Brown seperti dikutip dari BBC, Selasa (16/4).
Brown, yang merupakan anggota Partai Demokrat dari negara bagian Ohio yang merupakan produsen mobil, berupaya untuk memenangkan masa jabatan keempat dalam pemilu November mendatang.
Sebelumnya, Presiden Joe Biden juga telah berkomentar pada Februari silam. Biden menilai, produk mobil listrik Cina telah membanjiri pasar Amerika dan berpotensi menimbulkan risiko keamanan nasional.
“Kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Saya akan mengawasinya," kata Biden.
Cina adalah produsen mobil terbesar di dunia dan bersaing dengan Jepang untuk menjadi eksportir kendaraan terbesar. Namun, jumlah mobil Tiongkok di jalanan AS masih sangat sedikit karena AS mengenakan tarif bea masuk sebesar 27,5% untuk kendaraan yang diimpor dari negara tersebut.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam perjalanan ke Cina minggu lalu telah memperingatkan Beijing bahwa Washington tidak akan membiarkan produk impor dari Cina membanjiri pasar AS.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Keuangan Tiongkok Liao Min menyatakan keprihatinan atas pembatasan yang telah diberlakukan AS pada perdagangan dan investasi Cina. Liao mengatakan keunggulan kompetitif Tiongkok adalah karena pasar yang memiliki skala besar, sistem industri yang lengkap, dan sumber daya manusia yang melimpah.