Menteri ESDM Ajak Belanda Investasi EBT dan Kerja Sama Biofuel

Tia Dwitiani Komalasari
26 April 2024, 09:41
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan pertemuan bilateral dengan Deputi Prime Minister dan Minister for Climate and Energy Policy Belanda Rob Jetten di Belanda, Senin (23/4).
Kementerian ESDM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan pertemuan bilateral dengan Deputi Prime Minister dan Minister for Climate and Energy Policy Belanda Rob Jetten di Belanda, Senin (23/4).
Button AI Summarize

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif,  melakukan pertemuan bilateral dengan Deputi Prime Minister dan Minister for Climate and Energy Policy Belanda, Rob Jetten, dalam kunjungannya ke negeri kincir angin tersebut. Dalam pertemuan tersebut Arifin mengundang perusahaan Belanda untuk berinvestasi di bidang energi baru terbarukan (EBT) dan infrastruktur ketenagalistrikan antarpulau.

"Indonesia memiliki sumber mineral yang dapat mendukung pelaksanaan transisi energi dan membuka kerja sama dalam pengembangan industri hilir," ujar Arifin dikutip Jumat (26/4).

Selain kedua bidang tersebut, Arifin juga menjajaki peluang kerja sama di bidang biofuel yang saat ini tengah digenjot pemerintah.

Pada pertemuan bilateral tersebut, Rob Jetten menyambut baik peluang kerja sama dengan Indonesia. Jetten menyampaikan akan mengajak badan usaha Belanda, termasuk badan usaha di Uni Eropa untuk mengkonsolidasikan dukungan pendanaan dan investasi di Indonesia.

Sebelumnya, pada 1 September 2022 di Bali, Menteri Arifin dengan Minister Rob Jetten melakukan penandatanganan MOU RI-Belanda on Cooperation in the Field of Energy Transition to Combat Climate Change di sela-sela penyelenggaraan ETMM (Energy Transitions Ministerial Meeting G20). Pada saat itu keduanya juga menyaksikan Penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) antara PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) dan Pondera Development BV. 

Investasi Hijau Indonesia Terbesar di ASEAN

Investasi hijau di Asia Tenggara mencapai US$ 6,3 miliar atau setara Rp 102 triliun pada 2023 (kurs Rp 16.231 per dollar AS), naik 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Indonesia menjadi penyumbang terbesar dalam investasi hijau di Asia Tenggara tahun lalu.

Data ini diungkap sebuah studi yang dirilis oleh konsultan Bain & Company dan investor negara Singapura Temasek. Kenaikan investasi hijau tersebut didorong oleh peningkatan proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin serta pengeluaran untuk pusat data bertenaga energi terbarukan.

Indonesia melakukan investasi hijau sebesar US$ 1,6 miliar (Rp25,9 triliun). Investasi tersebut sebagian besar untuk membiayai fasilitas daur ulang plastik polyethylene terephthalate (PET) di Jawa. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...