Komunitas Bicara Udara Beri 3 Rekomendasi Kurangi Polusi di Jakarta

Image title
10 Juni 2024, 13:55
Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2023). Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, (13/12/2023) konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikr
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/rwa.
Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2023). Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, (13/12/2023) konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Komunitas Bicara Udara memberikan rekomendasi kepada tiga elemen untuk dapat mengurangi polusi udara di Jakarta.
Co-Founder Bicara Udara, Novita Natalia, mengatakan rekomendasi pertama adalah kepada pemerintah untuk dapat membuat regulasi yang melibatkan beberapa Kementerian dan lembaga terkait.

"Dari pemerintahnya sendiri, itu tadi pertama memang harus kolaborasi lintas kementerian, dari KLHK, Kementerian Kesehatan, kemudian Pemprov DKI, Bogor, dan lain-lain," ujar Novita dalam dalam podcast GreenTalks dengan judul "Generasi Emas Terhalang Polusi Udara, Rugi Dong!", Senin (10/6).

Novita mengatakan, pemerintah perlu menetapkan regulasi untuk industri yang helas mengenai transisi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Pasalnya, saat ini pembangkit listrik di Indonesia mayoritas masih mengguanakan sumber batubara.

"Jadi itu yang perlu diangkat. Mungkin transisi energi itu nggak segampang kayak saya ngomong ini. Tapi kalau udah didorong sama pemerintah, pasti ada penghitungannya tuh. Ini baiknya gimana dan lain-lain," ujarnya.

Dia mengatakan, dari sisi industri juga harus memiliki alat yang dapat mengontrol jumlah polusi yang dikeluarkan ke udara. Hal tersebut memerlukan ketegasan dari pemerintah untuk dapat mengontrol industri yang ada.

"Standarnya juga harus ditetapkan oleh pemerintah. Supaya kalau memang melakukan pencemaran lebih tinggi, perlu ada sanksi," ujarnya.

Sementara itu dari sisi masyarakat, Novita menyarankan agar masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk dapat menggunakan transportasi umum sehingga dapat mengurangi dan mengantisipasi polusi udara. Menurutnya, pelayanan transportasi umum di Jabodetabek saat ini sudah cukup baik dan hampir menjangkau seluruh wilayah.

"Sebisa mungkin kita gunakan transportasi publik. Apalagi untuk Jakarta, sudah banyak yang tercover dengan baik," ujarnya.

Selain itu, ia juga menyarankan kepada masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi dapat menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan guna menekan jumlah polusi yang dikeluarkan.

"Sebenarnya mungkin yang teman-teman punya mobil bahan bakarnya diperhatikan lagi bensin yang digunakan gitu. Karena bensin yang digunakan itu sangat mempengaruhi pencepatan polutan yang keluar dari proses pembakaran itu," tutupnya.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...