Potensi Panas Bumi RI Baru Dimanfaatkan 10%, Industri Minta Insentif
Pemanfaatan panas bumi di Indonesia baru mencapai 2,4 gigawatt (GW), atau sekitar 10 persen dari total potensi 23,9 GW. Pelaku industri panas bumi berharap pemerintah bisa memberikan regulasi yang jelas serta insentif sehingga bisa potensi panas bumi tersebut bisa dioptimalkan.
Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Julfi Hadi mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar dan tersebar di berbagai wilayah. Namun, sering kali terdapat tantangan yang kompleks dalam pengembangannya.
"Perlu kerja sama semua pihak, baik pemerintah, industri, akademisi, serta masyarakat, untuk meningkatkan industri panas bumi di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/7).
Julfi mengatakan, industri panas bumi memerlukan dukungan dari pemerintah, seperti pemberian insentif fiskal dan penyusunan kerangka regulasi yang jelas. Hal itu diharapkan dapat membuka pintu bagi investasi yang lebih besar dalam pengembangan berbagai proyek panas bumi di Tanah Air.
Selain itu, lanjutnya, diperlukan pula inovasi teknologi hasil kolaborasi industri, lembaga riset, dan perguruan tinggi untuk mendukung pemanfaatan salah satu energi bersih tersebut secara efisien dan berkelanjutan. Ia juga menyoroti pentingnya edukasi untuk membangun kesadaran masyarakat tentang potensi dan manfaat panas bumi, sehingga pemahaman mereka meningkat dan mendukung penerimaan sosial terhadap proyek-proyek panas bumi di daerahnya.
“Hanya melalui kolaborasi yang erat, kita dapat mengoptimalkan potensi panas bumi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi yang berkembang sambil mendukung visi transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan,” kata Julfi.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani, mengatakan pemerintah berupaya memperkuat kolaborasi dengan sektor swasta dalam pengembangan pemanfaatan energi panas bumi. Hal itu dilakukan dengan mendukung penyelenggaraan 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024.
“Kami berharap acara ini akan menjadi titik temu bagi para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kolaborasi, mengidentifikasi peluang baru, dan merumuskan strategi bersama untuk menghadapi tantangan industri panas bumi kini,” ucapEniya Listiani.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya berharap sinergi bersama antara pemerintah dan sektor swasta tersebut dapat memperkuat industri panas bumi di Indonesia dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi semua sektor perekonomian nasional.
Ketua Panitia Pelaksana 10th IIGCE 2024, Boyke Bratakusuma, menyatakan bahwa acara tersebut dirancang untuk membuka dialog dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan. Dengan demikian, peluang pembangunan panas bumi untuk mendukung transisi energi bersih dapat dioptimalkan.
“Selain itu, kegiatan ini menjadi wadah dalam mempromosikan kemajuan terbaru dalam penciptaan teknologi panas bumi, manajemen proyek, serta skema bisnis yang dipimpin oleh para ahli di industri” ujarnya.
The 10th IIGCE 2024 dijadwalkan berlangsung pada 18 hingga 20 September 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).