Kadin Bertemu Pemerintah AS Bahas Investasi EBT

Image title
12 Juli 2024, 11:16
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani (kanan), Asisten Menteri Keuangan AS, Alexia Latortue (tengah), dan Ketua Kelompok Kerja Transisi Energi Kadin Indonesia, Anthony Utomo, me
Kadin
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani (kanan), Asisten Menteri Keuangan AS, Alexia Latortue (tengah), dan Ketua Kelompok Kerja Transisi Energi Kadin Indonesia, Anthony Utomo, melakukan pertemuan.
Button AI Summarize

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengadakan pertemuan dengan Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat, Alexia Latortue, untuk membahas peluang dan tantangan investasi hijau pada sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut,  Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan Indonesia memiliki potensi pembangkitan EBT yang cukup besar.

"Indonesia dapat memiliki lebih dari 1,1 terawatt kapasitas energi terbarukan dan dapat menjadi pemimpin dalam transisi global menuju energi terbarukan,” ujar Shinta dalam keterangan, Jumat (12/7).

Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan dengan total 3.686 GW. Sumber energi terbarukan tersebut terdiri dari tenaga surya sebesar 3.295 GW, tenaga air 95 GW, bioenergi 57 GW, tenaga angin 155 GW, energi panas bumi 24 GW, dan energi laut 60 GW.

Namun, dari total kapasitas yang tersedia sebesar 3.686 gigawatt (GW) belum mampu dimanfaatkan secara optimal. Dimana, pemanfaaatan EBT di Indonesia baru mencapai 12,54 megawatt (MW).

Selain itu, Indonesia juga merupakan negara yang memiliki solusi untuk mengatasi tantangan sosial dan lingkungan atau Nature Based Solutions (NBS) terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai 1,5 Gigaton Co2 emisi per tahun.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pokja Transisi Energi Kadin Indonesia, Anthony Utomo mengatakan, investasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Indonesia dapat membuka ruang untuk dapat meningkatkan kapasitas EBT. Indonesia juga bisa melakukan pengembangan teknologi hijau serta menarik negara lain untuk turut serta berinvestasi di Indonesia pada sektor EBT.

Meski begitu, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam mengimplementasikanya, seperti infrastruktur yang perlu ditingkatkan, regulasi yang mendukung, dan kesiapan sumber daya manusia yang memadai.

“Maka dari itu, melalui Pokja Transisi Energi Kadin kami akan menjembatani dan menyatukan berbagai pemangku kepentingan utama di sektor energi terbarukan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan solusi-solusi inovatif dan berkelanjutan," ujar Anthony.

Anthony mengatakan, Pokja Transisi Energi Kadin telah menyiapkan tiga kunci inisiatif untuk membantu menyiapkan perusahaan di Indonesia menarik investor lokal maupun global.

Pertama, dengan mendorong implementasi green development initiative yang berfokus pada pengembangan strategi menuju ekosistem industri hijau yang berkelanjutan dengan penggunaan energi bersih, baik dari sisi pasokan maupun permintaan.

Kedua, mengembangkan manufaktur energi terbarukan yang bertujuan untuk mendukung kemandirian teknologi rantai pasok domestik. Hal itu terutama dalam mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia sesuai dengan roadmap TKDN Indonesia.

Ketiga, mengakselerasi distribusi energi yang bertujuan untuk mempercepat distribusi energi atau pemanfaatan generator energi bersih mandiri untuk konsumsi industri. Selain itu, Kadin juga mendorong penggunaan energi bersih melalui berbagai solusi inovatif yang disediakan oleh anggota.

“Melalui inisiatif-inisiatif tersebut Pokja Transisi Energi Kadin optimistis dapat membantu meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan di Indonesia serta menciptakan nilai tambah di mata investor lokal maupun global. Adanya investasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini merupakan bukti bahwa Indonesia memiliki potensi investasi yang menjanjikan pada sektor EBT,” ucapnya.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan negara penerima investasi hijau terbesar di Asia Tenggara pada 2023, dengan total hampir US$1,6 miliar, tumbuh sekitar 28% dibanding tahun sebelumnya.

Dengan angka ini, Indonesia menyumbang 25% dari total investasi di Asia Tenggara. Pada tahun 2023, Amerika Serikat juga telah berinvestasi di Indonesia sebesar US$500 juta dalam pembuatan panel surya dan modul surya.

Amerika Serikat merupakan negara keenam dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia, dimana nilai investasinya mencapai total US$ 9,4 miliar selama periode tahun 2018 hingga triwulan pertama tahun 2023. Dari total realisasi investasi tersebut, terdapat 5.683 proyek yang berhasil menyerap tenaga kerja sebesar 82.299 orang.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...